Arab Saudi Tangkap 11 Pangeran Karena Protes Penghematan Negara
Arab Saudi Tangkap 11 Pangeran Karena Protes Penghematan Negara
Jaksa Agung Arab Saudi telah mengumumkan penangkapan sebelas pangeran yang memprotes penghematan di kerajaan. Ke 11 pangeran tersebut mengadakan pertemuan di Istama Pemerintah untuk menuntut pembatalan dekrit kerajaan soal penundaan pembayaran tagihan listrik dan air oleh kerajaan, Sabtu (6/1).
Ke 11 pangeran itu juga menuntut hak kompensasi keuangan atas hukuman mati terhadap salah satu saudara mereka. MEreka telahdiberi tahu bahwa mereka telah mengambil tindakan yang salah, tapi menolak untuk meninggalkan tempat. Perintah kerajaan dikeluarkan untuk menangkap mereka dan mengirimkan mereka ke Penjara Al Hair sambil menunggu sidang peradilan, ucap Jaksa Agung Arab Saudi Saud Al Mujib.
Arab Saudi adalah negara penghasil minyak terbesar di dunia, telah menerapakan reformasi yang mencakup pemotongan sebagai subsidi, penerapan pajak nilai tambahan dan pemangkasan tunjangan bagi para anggota keluarga kerajaan.
Reformasi yang dijalankan sebagai upaya untuk menangani penurunan harga minyak mentah hingga kerajaan itu mengalami defisit anggaran yang diperkirakan mencapai 196 miliar riyal atau sekitar Rp697,8 triliun pada 2018.
Semua orang sama kedudukannya di atas hukum dan siapa pun yang tidak menjalankan peraturan dan perintah akan dihukum, tidak peduli itu siapa pun dia, demikian pernyataan Jaksa Agung Arab Saudi.
Sebelumnya kabar penahanan itu dilaporkan oleh sebuah situs berita sabq.org. dalam isi website itu melaporkan 11 pangeran kerajaan itu berkumpul di sebuah istana kerajaan bersejarah, Qasr a Hokm. Mereka menuntut agar kerajaan membatalkan keputusan yang menetapkan bahwa negara telah berhenti membayari tagihan air dan listrik para anggota keluarga kerajaan.
Sabq mengatakan semua petugas yang menangkap pangeran itu adalah bagian dari sebuah uni yang beranggotakan lebih dari 5.000 personel yang terhubung dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Putra Mahkota itu adalah seorang yang memimpin gerakan reformasi. Gerakan itu antara lain telah menahan lebih dari 200 pejabat tinggi, termasuk sejumlaha nggota keluarga kerajaan yang diduga melakukan korupsi.
Media lokal melaporkan soal identitas ke 11 pangeran yang ditahan tapi mengatakan bahwa pemimpin kelompok pangeran pemrotes itu berinisial SAS.
Post a Comment