Header Ads

Arab Galang Dukungan Yerusalem Menjadi Ibu Kota Palestina


Arab Galang Dukungan Yerusalem Menjadi Ibu Kota Palestina

Liga Arab menyumbangkan dana untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Palestina, setelah pihak Amerika Serikat mengakui kota suci tiga agama itu sebagai ibu kota Israel.

Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi menyatakan hal itu dalam konferensi pers bersama Ketua Liga Arab Abul Gheit setelah pertemuan soal status Yerusalem di Ibu Kota Yordania, Amman, Sabtu (6/1).

Ada keputusan politik untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan kami akan berjuang untuk mencapai keputusan politik internasional agar bisa mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Palestina, ucap Safadi dalam pertemuan yang dihadiri Menteri Luar Negeri Mesir, Uni Emirat Arab dan Palestina.

Ketua Liga Arab, Abu Gheit mengaku pertemuan para menteri luar negeri Arab akan digelar di bulan ini.

Pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang sangat kontroversi pada 6 Desember lalu untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel menuai kecaman dari Arab dan dunia Muslim. Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga menolak semua keputusan yang tidak mengikat itu dalam sebuah resolusi yang didukung oleh 128 negara.

Saat ini Yerusalem Timur dan Tepi Barat sering diributkan dalam konflik Palestina-Israel.

Israel telah menduduki Yerusalem Timur dan Tepi Barat pada 1967, lalu menganeksasi Yerusalem Timur. Langkah ini tidak pernah diakui oleh dunia internasional.

Israel secara langsung mengklaim seluruh wilayah Yerusalem sebagai ibu kota mereka. Sedangkan Palestina menginginkan Yerusalem sebagai ibu kota mereka.

Kata Safadi, negara-negara Muslin di dunia memiliki tujuan, termasuk pembatalan keputusan Donald Trump.

Menurut hukum internasional, wilayah Yerusalem adalah tempat jajahan, ucapnya.

Sebelumnya Raja Yordania, Raja Abdullah II bertemu dengan para diplomat Arab. Raja Abdulah II mengatakan saat ini status Yerusalem harus segera diselesaikan sesuai dengan kesepakatan perdamaian yang adil dan abadi di antara Palestina dan Israel.

Pada 1994 Yordania menandatangani persetujuan perdamaian dengan Israel dan menjadi penjaga tempat kota suci 3 agama itu di Yerusalem.

Aksi protes anti Israel dan anti Amerika itu gencar digelar di beberapa wilayah di Yordania usai keputusan Donald Trump menyatakan Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Yordania menyatakan Presiden AS Donald Trump sudah melanggar hukum internasional.


Diberdayakan oleh Blogger.