Seusai Berhubungan Intim, Siswi SLTP Meninggal
Seusai Berhubungan Intim, Siswi SLTP Meninggal
Denpasar - Nasib nahas dialami LDS, siswi di sebuah SMP di Kabupaten Tabanan, Bali. Pelajar berusia 14 tahun itu meninggal usai berhubungan intim dengan pacarnya berinisial GDW (26).
Informasi yang dihimpun, LDS berkenalan dengan pacarnya itu melalui aplikasi pesan di BlackBerry. Dua sejoli itu kemudian berkomitmen menjalin asmara.
Ingin mengenal lebih dekat, keduanya memutuskan untuk bertemu. Mereka janjian bertemu di air terjun Singsing Angin, Desa Apit Yeh, Selemadeg, Tabanan, pukul 13.30 Wita, Minggu, 21 Januari 2018.
GDW yang asal Seririt, Singaraja, Kabupaten Buleleng, itu kemudian mengajak siswi SMP itu ke kamar kosnya di daerah Jalan Debes Gang IV, Dangin Carik, Desa Dajan Peken, Tabanan.
Sesampainya di kamar kos, mereka berdua menonton tayangan televisi. Tak lama setelah itu, GDW mengajak kekasihnya yang asal Banjar Dinas Pupuan Sawah, Desa Pupuan Sawah, Selemadeg, Tabanan, itu untuk berhubungan intim.
Tercatat dua kali dia berhubungan yang belum pantas dilakukan itu. Kasubag Humas Polres Tabanan AKP I Putu Oka Suyasa menjelaskan, pada hubungan badan yang pertama belum timbul masalah.
Petaka terjadi ketika setelah mereka melakukan hubungan badan untuk kedua kalinya. Korban mengeluarkan darah dari kelaminnya. Meski mengetahui hal itu, GDW menyempatkan diri ke kamar mandi dan meninggalkan kekasihnya di kamar untuk ke kamar mandi.
"Balik dari kamar mandi korban sudah tak sadarkan diri. Ia lalu dilarikan ke IGD Rumah Sakit Umum Tabanan," kata Suyasa, Senin (22/1/2018).
Menurut saksi yang merupakan tetangga rumah kos GDW, sebelum GDW memutuskan untuk membawa korban ke rumah sakit, ia sempat meminta minyak telon kepada tetangga rumah kosnya untuk membangunkan korban.
Akan tetapi, karena tak mempan, korban akhirnya dilarikan ke UGD BRSU Tabanan sekitar pukul 15.30 Wita. Saat tiba di UGD BRSU Tabanan, korban dinyatakan sudah meninggal dunia.
Kepala Bidang Pelayanan Medik BRSU Tabanan, dr Gede Sudiarta menjelaskan bahwa dari hasil pemeriksaan terhadap jenazah korban, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan. Hanya saja memang kelamin korban mengeluarkan darah berwarna merah kegelapan.
Polisi juga menemukan lecet kecil pada bibir korban berukuran 0,2 mm serta empat tanda bekas ciuman pada dada kanan dan kiri korban.
"Menurut pacarnya ya mereka sehabis melakukan hubungan badan, dan tidak sadarkan diri sekitar 1 jam sebelum dibawa ke UGD BRSU Tabanan," ujarnya.
Setelah mendapatkan informasi, keluarga korban mulai berdatangan ke BRSU Tabanan. Mereka tak bisa menyembunyikan kesedihannya saat melihat korban terbujur kaku di ruang jenazah BRSU Tabanan.
Akan tetapi, tak satu pun dari keluarga korban mau berkomentar. Akhirnya, jenazah korban dibawa ke RS Sanglah untuk menjalani autopsi sesuai permintaan keluarganya.
Informasi yang dihimpun, LDS berkenalan dengan pacarnya itu melalui aplikasi pesan di BlackBerry. Dua sejoli itu kemudian berkomitmen menjalin asmara.
Ingin mengenal lebih dekat, keduanya memutuskan untuk bertemu. Mereka janjian bertemu di air terjun Singsing Angin, Desa Apit Yeh, Selemadeg, Tabanan, pukul 13.30 Wita, Minggu, 21 Januari 2018.
GDW yang asal Seririt, Singaraja, Kabupaten Buleleng, itu kemudian mengajak siswi SMP itu ke kamar kosnya di daerah Jalan Debes Gang IV, Dangin Carik, Desa Dajan Peken, Tabanan.
Sesampainya di kamar kos, mereka berdua menonton tayangan televisi. Tak lama setelah itu, GDW mengajak kekasihnya yang asal Banjar Dinas Pupuan Sawah, Desa Pupuan Sawah, Selemadeg, Tabanan, itu untuk berhubungan intim.
Tercatat dua kali dia berhubungan yang belum pantas dilakukan itu. Kasubag Humas Polres Tabanan AKP I Putu Oka Suyasa menjelaskan, pada hubungan badan yang pertama belum timbul masalah.
Petaka terjadi ketika setelah mereka melakukan hubungan badan untuk kedua kalinya. Korban mengeluarkan darah dari kelaminnya. Meski mengetahui hal itu, GDW menyempatkan diri ke kamar mandi dan meninggalkan kekasihnya di kamar untuk ke kamar mandi.
"Balik dari kamar mandi korban sudah tak sadarkan diri. Ia lalu dilarikan ke IGD Rumah Sakit Umum Tabanan," kata Suyasa, Senin (22/1/2018).
Menurut saksi yang merupakan tetangga rumah kos GDW, sebelum GDW memutuskan untuk membawa korban ke rumah sakit, ia sempat meminta minyak telon kepada tetangga rumah kosnya untuk membangunkan korban.
Akan tetapi, karena tak mempan, korban akhirnya dilarikan ke UGD BRSU Tabanan sekitar pukul 15.30 Wita. Saat tiba di UGD BRSU Tabanan, korban dinyatakan sudah meninggal dunia.
Kepala Bidang Pelayanan Medik BRSU Tabanan, dr Gede Sudiarta menjelaskan bahwa dari hasil pemeriksaan terhadap jenazah korban, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan. Hanya saja memang kelamin korban mengeluarkan darah berwarna merah kegelapan.
Polisi juga menemukan lecet kecil pada bibir korban berukuran 0,2 mm serta empat tanda bekas ciuman pada dada kanan dan kiri korban.
"Menurut pacarnya ya mereka sehabis melakukan hubungan badan, dan tidak sadarkan diri sekitar 1 jam sebelum dibawa ke UGD BRSU Tabanan," ujarnya.
Setelah mendapatkan informasi, keluarga korban mulai berdatangan ke BRSU Tabanan. Mereka tak bisa menyembunyikan kesedihannya saat melihat korban terbujur kaku di ruang jenazah BRSU Tabanan.
Akan tetapi, tak satu pun dari keluarga korban mau berkomentar. Akhirnya, jenazah korban dibawa ke RS Sanglah untuk menjalani autopsi sesuai permintaan keluarganya.
Post a Comment