Protes Trump soal Yerusalem, Kota Nazareth Tidak Merayakan Natal
Protes Trump soal Yerusalem, Kota Nazareth Tidak Merayakan Natal
Nazareth, sebuah tempat di mana Yerus atau Nasi Isa Almasih menghabiskan masa kanak-kanak, tahun ini tidak merayakan Natal. Wali Kota Nazareth Ali Salam, menyatakan pembatalan seluruh acara Perayaan Natal sebagai protes atas keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Status dan iman kami sedang tidak untuk diperdebatkan, ucap Salam yang beragama Islam.
Pernyataan Trump terkait Yerusalem sudah melenyapkan kegembiraan karena itu kami membatalkan acara Perayaan Natal ini, ucap Salam.
Dewan Kota mengatakan bahwa pembatalan seluruh festival, termasuk festival dan pasar Natal, Kamis (14/12). Kota itu akan menyalakan Pohon Natal, tapi tidak menggelar perayaan apapun.
Nazareth adalah salah satu kawasan kota suci bagi umat Kristen, di sanalah Malaikat Gabriel dalam ajaran Islam memberitahukan kepada Bunda Maria bahwa dirinya sedang mengandung bayi Yesus.
Menurut Kitab Perjanjian Baru, Yesus juga lahir dan dibesarkan di kota itu.
Nazareth juga dikenal sebagai tempat warga Arab di Israel. Dua pertiga penduduknya beragam Islam dan sepertiganya beragama Kristen.
Perayaan Natal di kawasan itu bukan hanya sekedar peringatan keagamaan, melainkan acara yang mendatangkan pendapatan yang cukup besar bagi kota tersebut. Perayaan Nataldi Kota Nazareth banyak mengundang turis mancanegara setiap tahunnya. Tidak adanya acara Natal di tahun yang diputuskan sebagai protes terhadap pernyataan Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, tampaknya akan berdampak pada kota tersebut.
Post a Comment