MASTERCASINO88 - Penjahat kelamin berkeliaran di kampus
Penjahat kelamin berkeliaran di kampus
Sejumlah mahasiswi Australia yang cukup vokal memprotes kejahatan dan pelecehan seksual di kampus suatu hari mendapati kasur di kamar asrama mereka sudah dikencingi. Mahasiswi lain bernasib mirip, kamar asrama mereka dibanjiri air.
Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Australia adalah negara dengan tingkat kejahatan seksual di kampus tertinggi di dunia. Selama setahun terakhir kejahatan di seputar selangkangan itu menjangkiti kampus-kampus Negeri Kanguru.
Laporan dari lembaga swadaya masyarakat End Rape on Campus Januari lalu menyatakan pihak universitas kerap gagal melindungi dan memberi dukungan bagi korban kejahatan seksual atau pelecehan seksual di kampus. Dalam sejumlah kasus bahkan pihak kampus justru menutup-nutupi isu ini demi menjaga nama baik kampus.
Sejumlah kalangan menilai kondisi ini ada kaitannya dengan kultur hiper maskulin di tengah warga Australia.
"Sudah biasa, ketika mahasiswi yang cukup vokal melawan kejahatan seksual di kampus justru malah mendapat cibiran atau bahkan serangan balik," ujar Nina Funnel, penulis sekaligus pendamping korban kejahatan seksual, seperti dilansir koran the Independent, Senin (3/7).
Para pejabat kampus ternama di Australia seperti di Universitas Nasional Australia (ANU) dan Sydney mengatakan mereka saat ini sedang berupaya mengatasi masalah ini. Universitas Sydney baru-baru ini membuka layanan telepon pengaduan kasus pemerkosaan dan memberi pelatihan kepada para staf kampus.
Universitas Nasional Australia kini memberikan pelatihan soal kasus kejahatan seksual kepada seluruh mahasiswa tingkat pertama tahun ini.
Komisi Hak Asasi Australia saat ini sedang menggelar survei kepada 39 ribu mahasiswa di 39 kampus mengenai masalah ini.
"Semua kampus kini berupaya menangani masalah ini," kata Belinda Robinson, Kepala eksekutif kampus Universitas Australia.
Namun banyak mahasiswa masih meragukan komitmen kampus dalam kasus ini. Mereka mengatakan masih sering terjadi keluhan korban tidak ditanggapi oleh pihak kampus. Para pelaku hanya diberi hukuman ringan dan masih lemahnya koordinasi pihak terkait dalam skala nasional.
Tahun lalu pejabat kampus ANU menemukan sebuah kelompok mahasiswa daring rahasia yang saling berbagi foto payudara mahasiswi dan memberinya penilaian diFacebook.
Sejumlah mahasiswi Australia yang cukup vokal memprotes kejahatan dan pelecehan seksual di kampus suatu hari mendapati kasur di kamar asrama mereka sudah dikencingi. Mahasiswi lain bernasib mirip, kamar asrama mereka dibanjiri air.
Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Australia adalah negara dengan tingkat kejahatan seksual di kampus tertinggi di dunia. Selama setahun terakhir kejahatan di seputar selangkangan itu menjangkiti kampus-kampus Negeri Kanguru.
Laporan dari lembaga swadaya masyarakat End Rape on Campus Januari lalu menyatakan pihak universitas kerap gagal melindungi dan memberi dukungan bagi korban kejahatan seksual atau pelecehan seksual di kampus. Dalam sejumlah kasus bahkan pihak kampus justru menutup-nutupi isu ini demi menjaga nama baik kampus.
Sejumlah kalangan menilai kondisi ini ada kaitannya dengan kultur hiper maskulin di tengah warga Australia.
"Sudah biasa, ketika mahasiswi yang cukup vokal melawan kejahatan seksual di kampus justru malah mendapat cibiran atau bahkan serangan balik," ujar Nina Funnel, penulis sekaligus pendamping korban kejahatan seksual, seperti dilansir koran the Independent, Senin (3/7).
Para pejabat kampus ternama di Australia seperti di Universitas Nasional Australia (ANU) dan Sydney mengatakan mereka saat ini sedang berupaya mengatasi masalah ini. Universitas Sydney baru-baru ini membuka layanan telepon pengaduan kasus pemerkosaan dan memberi pelatihan kepada para staf kampus.
Universitas Nasional Australia kini memberikan pelatihan soal kasus kejahatan seksual kepada seluruh mahasiswa tingkat pertama tahun ini.
Komisi Hak Asasi Australia saat ini sedang menggelar survei kepada 39 ribu mahasiswa di 39 kampus mengenai masalah ini.
"Semua kampus kini berupaya menangani masalah ini," kata Belinda Robinson, Kepala eksekutif kampus Universitas Australia.
Namun banyak mahasiswa masih meragukan komitmen kampus dalam kasus ini. Mereka mengatakan masih sering terjadi keluhan korban tidak ditanggapi oleh pihak kampus. Para pelaku hanya diberi hukuman ringan dan masih lemahnya koordinasi pihak terkait dalam skala nasional.
Tahun lalu pejabat kampus ANU menemukan sebuah kelompok mahasiswa daring rahasia yang saling berbagi foto payudara mahasiswi dan memberinya penilaian diFacebook.
Post a Comment