Header Ads

PPP: Soal Penyerangan Ulama, Pelakunya Mantan Orang Kuat, Terkait Pilpres


PPP: Soal Penyerangan Ulama, Pelakunya Mantan Orang Kuat, Terkait Pilpres

Banyak peristiwa penyerangan kepada ulama menjadi sorotan publik. PPP ikut turun tangan dengan mengutus tim pencai bukti dan menganalisis fakta-fakta yang ada.

Ketua Umum PPP Romahurmuziy mengaku tim pencari bukti yang diutus PPP sudah mengumpulkan beberapa informasi dari sejumlah lokasi penyerangan pemuka agama. Tim itu juga sudah menyampaikan laporannya ke DPP PPP.

Antara lain adalah setelah diagalisis, ada 20 penyerangan, 15 diidentifikasi sebagai gila, itu pertama tidak mungkin sebuah kejadian dengan modus yang sama, tidak mungkin itu terjadi berulang-ulang dalam waktu yang singkat kalau bukan sebuah kebetulan, ucap Rommy, Rabu (22/2).

Fakta-fakta yang ditemukan sudha dilaporkan dan dianalisis oleh PPP. Dari hasil analisis, PPP mengidentifikasi adanya kelompok yang memiliki kemampuan melakukan tindakan sistematis dan berencana terkait penyerangan terhadap para pemuka agama.

Nah, masalahnya siapa mereka? ada dua, apakah itu dari kelompok yang berkuasa atau kelompok yang pernah berkuasa. Kelompok bersuasa itu bisa luar artinya, bukan berarti pemerintah, tapi orang-orang yang memiliki kekuatan besar, orang-orang yang bisa melakukan tindakan sistematis dan terencana, ungkap mantan Ketua Komisi IV DPR ini.

Diidentifikasi ada kelompok yang berkuasa atau pernah berkuasa terkait penyerangan terhadap ulama. Analisis ini didasarkan pada siapa untung dan siapa rugi.

Karena ini kejadiannya sama dengan ketika menjelang Soeharto jatuh, pada tahun 96, 97 banyak ulama-ulama, kiai-kiai yang waktu itu dituduh sebagai dukun santet dan kemudian dihabisi, ucap Rommy.

Siapakah mereka? mereka adalah yang pernah menjadi orang kuat di negeri ini, siapanya tentu polisi, aparat intelijen harus lebih mencari bukti dan apa di balik rencana jahat ini, ucapnya.

Dugaan PPP, ujuan para kelompok penyerangan ulama ini adalah untuk mendestabilisasi keamanan nasional dan membangun persepsi publik bahwa pemerintah tidak kompeten dalam pengurusan keamanan, sehingga dibutuhkan pemimpin yang berlatar belakang tegas dan memiliki kemampuan menjaga situasi tetap kondusif.

Romy mengatakan untuk para pengacau di negeri ini, PPP menyerukan agar cara-cara itu tidak diteruskan lagi. Rommy mengingatkan agar jangan mencoba-coba bermain api dengan memecah belah umat dan membuat disharmoni bangsa.

Karena hari ini seruan-seruan di media sosial itu sudah cukup memecah belah umat, jadi jangan kemudian apa yang terlihat terbelah di media sosial itu juga dimanifestasikan dalam keterbelahan melalui operasi-operasi lapangan, ujarnya.
Diberdayakan oleh Blogger.