Header Ads

AS dan Korsel Setuju Tunda Latihan Militer Bersama


AS dan Korsel Setuju Tunda Latihan Militer Bersama

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Korea Selatan Moon Jae In setuju untuk tidak menggelar latihan militer bersama selama Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchan, 9-25 Februari.

Pengumuman itu menyusul terobosan diplomatis dengan terbukanya jalur komunikasi antara Korea Utara dan Korea Selatan, Kamis (4/1).

Dalam percakapan telepon pada Kamis, Trump dan Moon setuju untuk menangguhkan latihan perang bersama selama Olimpiade Musim Dingin Peyongchang, Korsel, ucap Istana Kepresidenan Korea Selatan, Cheong Wa Dae.

Latihan bersama yang dilakukan AS dan Korsel di Semenanjung Korea sudah lama menjadi sumber kemarahan Korut. Pemimpin negeri komunis, Kim Jong Un selalu mengatakan latihan itu sebagai ancaman langsung terhadap Korut.

Rabu, (3/1) Kim menyatakan agar jalur komunikasi langsung dengan Korea Utara yang terhenti selama hampir dua tahun kembali di buka. Keputusan itu memutarbalikan kondisi ketegangan setelah saling mengecam antara Donald Trump dan Kim Jong Un.

Bahkan di awal tahun ini, Donald Trump memamerkan kemampuan senjata nuklir Amerika Serikat yang lebih besar dari Kim Jong Un yang mengancam senjata nuklirnya bisa mencapai wilayah AS.

Akan tetapi dalam pidato yang sama, Kim menyampaikan harapan untuk bisa berpartisipasi dalam Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang. Dan karena itulah, Korut dan Korsel berkomunikasi di hotline di Panmunjom, desa di perbatasan kedua negara itu.

Pihak Washington mendukung penuh Seoul, ucap Trump kepada Moon.

Trump juga mengatakan kepada Moon bahwa dia akan mengirimkan utusan tingkat tinggi ke Olimpiade Musim Dingin, termasuk keluarganya sendiri.

Dalam pembicaraan telepon tersebut, Moon dan Trump juga bicara soal denuklirisasi Semenanjung Korea. Moon menyatakan dibukanya kembali komunikasi antara kedua negara membantu menciptakan suasana dialog antara AS dan Korut untuk menyelesaikan masalah nuklir.

Tapi berubahnya sikap Kim Jong Un terhadap Korsel ditanggapi oleh para pejabat intelijen militer AS. Beberapa pejabat mengatakan bahwa AS ingin melihat konsistensi sikap Korut sebelum menyimpulkan bahwa Kim Jong Un benar-benar berdamai dengan Korsel.

Para pejabat militer itu juga belum bisa menyimpulkan apakah perubaha sikap Kim karena sanksi yang dijatuhkan terhadap Korut termasuk sikapnya kepada orang-orang terdekat Kim.
Diberdayakan oleh Blogger.