Header Ads

Polisi Punya Hak Bebas Bunuh Orang Bodoh yang Melawan Saat Ditangkap


http://www.mastercasino88.net/mastercasino88/index.jsp

 Polisi Punya Hak Bebas Bunuh Orang Bodoh yang Melawan Saat Ditangkap

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte marah atas protes masyarakat terhadap kebijakan anti narkoba yang  diputukannya. Dia menyatakan bahwa polisi harus menembak para orang bodoh yang menolak untuk ditangkap. Hal itu disampaikan setelah ratusan orang yang memprotes kebijakan perang melawan narkoba, yang saat ini sudah menewaskan remaja berusia 17 tahun.

Seperti laporan media lokal, Senin (28/8), ujaran itu disampaikan Duterte saat berpidato di Taman Makam Pahlawan di Manila. Duterte menyampaikan komentar itu secara mengejutkan untuk Kepala Kepolisian setempat, Jovie Espenido.

Tugas yang anda jalankan untuk mengatasi perlawanan dari orang yang anda tangkap, jika dia melawan, dan perlawanannya diwarnai dengan kekerasan, anda bebas untuk membunuh orang-orang bodoh itu, itu perintah saya untuk anda, ucap Duterte.

Akan tetapi, Duterte menambahkan bahwa tindak pembunuhan dan pembunuhan di luar hukum itu tidak diperbolehkan. Pihak kepolisian memiliki hak untuk menegakkan hukum saat menjalankan tugasnya.

Duterte memulai kebijakan anti narkoba itu usai dirinya menjabat Presiden Filipina pada Juni 2016. Kebijakan itu mewujudkan janji kampanyenya untuk memerangi kejahatan narkoba.

Ratusan orang tewas dalam perang melawan narkoba yang diputuskan oleh Duterte. Akan tetapi dalam kampanye melawan narkoba itu mendapatkan banyak kritikan dari dunia internasional.

Perlawanan anti narkoba terhadap kebijakan itu tidak terlalu terdengar. Sehingga seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun tewas di tangan polisi anti narkoba pada 16 Agustus lalu.

Remaja yang tewas bernama Kian Loyd Delos Santos itu dituduh terlibat dalam perdagangan narkoba dan menolak untuk dihukum, diseret oleh polisi yang berpakaian bebas dan dibawa ke sebuah gang kecil di Manila sebelum dia ditembak mati. Jasadnya diletakkan begitu saja di dekat kandang babi.

Kemarahan publik pun muncul untuk kebijakan anti narkoba duterte. Lebih dari 1.000 orang termasuk pastur, biarawati dan anak-anak hadir dalam upacara pemakaman Kian pada Sabtu (26/8).

Upacara pemakaman itu kemudian berubah menjadi aksi long march yang tercatat sebagai aksi protes terbesar di Filipina untuk kampanye anti narkoba Duterte.
Diberdayakan oleh Blogger.