Provokator Sopir Angkot & Online Diburu Polisi
Provokator Sopir Angkot & Online Diburu Polisi
Polisi kembali menangkap tujuh orang sopir angkot yang diduga melakukan sweeping terhadap transportasi online. Padahal, para sopir angkot masih mogok beroperasi hingga ada solusi terkair persoalan transportasi di Cirebon.
Dari informasi yang didapat, tujuh pelaku sempat kejar-kejaran dengan sopir transportasi online. Hingga akhirnya, sopir online pun terkena sweeping dan pelaku merusak bagian belakang mobil transportasi online tersebut. Pengemudi online tersebut kemudian melaporkan kejadian itu ke polisi.
Tak berselang lama, rekan-rekan sesama pengemudi online kembali mengejar pelaku yang diduga merusak mobil korban. Hingga akhirnya, tujuh pelaku dengan sendirinya masuk dan menyerahkan diri ke kantor Polsek Gunung Jati Cirebon.
"Dari tujuh orang yang diduga pelaku, satu terindikasi membawa sajam (senjata tajam)," kata Kapolresta Cirebon, AKBP Adi Vivid Agusetiadi Bachtiar, Sabtu (30/9/2017) sore tadi.
Kapolres mengatakan, tujuh orang yang diduga pelaku telah ditangkap. Namun saat diperiksa, para pelaku tidak kedapatan membawa senjata tajam. Dia masih menyelidiki aksi sweeping yang dilakukan para sopir angkot tersebut.
Sementara itu, dari hasil pemeriksaan, pihaknya masih memburu empat mobil angkot dan satu taksi Bhineka yang dijadikan alat untuk melakukan sweeping.
"Alasan mereka, para pelaku, kalau mereka memang sweeping tapi hanya ingin mengingatkan sopir online. Nyatanya ketika sudah bertemu, hawanya sudah berbeda. Satu mobil angkot sudah kita amankan, dan sisanya masih kita cari," ujar dia.
Atas kejadian tersebut, dia mengimbau kepada sopir [trasnportasi online](3107322 "") agar tidak melakukan aksi balas dendam. "Kalau ada swepping, jangan dilawan, mainkan HP kalian, video pelakunya. Supaya kita mudah mengamankan pelaku-pelakunya," ujar Adi Vivid.
Dia juga mengaku akan mencari dan menangkap provokator di balik permasalahan yang melibatkan angkutan konvensional dan online.
"Kami akan cari provokatornya," kata Adi Vivid di depan sopir angkutan online yang mengawal pelaku pengerusakan mobil rekannya.
Ketua Himpunan Transportasi Online Bersama (HTOB) Ivan mengatakan, berdasarkan cerita korban, mobil korban dirusak dengan menggunakan sajam oleh sejumlah pelaku yang diduga sopir angkutan konvensional, sehingga body mobil mengalami lecet.
"Tadi itu korban dikejer-kejer pelaku, trus pelaku memukuli mobil korban," kata Ivan.
Lebih lanjut Ivan menduga ada keterlibatan dari pihak Organda di tengah permasalahan transportasi konvensional dan online. "Tadi salah satu pelaku saat kami kejar dan tertangkap juga mengaku dari Organda," kata Ivan.
Ivan berharap agar polisi segera menemukan pelaku yang ada di balik permasalahan transportasi online dan konvensional ini.
"Kami tidak mempermasalahkan sopir, tapi siapa provokatornya yang mendanai mereka. Mereka mogok lima hari dari mana cari makannya. Kami yakin sopir angkot ini ada yang provokasi dan mendanai. Entah tujuannya apa," ujar dia.
Dari informasi yang didapat, tujuh pelaku sempat kejar-kejaran dengan sopir transportasi online. Hingga akhirnya, sopir online pun terkena sweeping dan pelaku merusak bagian belakang mobil transportasi online tersebut. Pengemudi online tersebut kemudian melaporkan kejadian itu ke polisi.
Tak berselang lama, rekan-rekan sesama pengemudi online kembali mengejar pelaku yang diduga merusak mobil korban. Hingga akhirnya, tujuh pelaku dengan sendirinya masuk dan menyerahkan diri ke kantor Polsek Gunung Jati Cirebon.
"Dari tujuh orang yang diduga pelaku, satu terindikasi membawa sajam (senjata tajam)," kata Kapolresta Cirebon, AKBP Adi Vivid Agusetiadi Bachtiar, Sabtu (30/9/2017) sore tadi.
Kapolres mengatakan, tujuh orang yang diduga pelaku telah ditangkap. Namun saat diperiksa, para pelaku tidak kedapatan membawa senjata tajam. Dia masih menyelidiki aksi sweeping yang dilakukan para sopir angkot tersebut.
Sementara itu, dari hasil pemeriksaan, pihaknya masih memburu empat mobil angkot dan satu taksi Bhineka yang dijadikan alat untuk melakukan sweeping.
"Alasan mereka, para pelaku, kalau mereka memang sweeping tapi hanya ingin mengingatkan sopir online. Nyatanya ketika sudah bertemu, hawanya sudah berbeda. Satu mobil angkot sudah kita amankan, dan sisanya masih kita cari," ujar dia.
Atas kejadian tersebut, dia mengimbau kepada sopir [trasnportasi online](3107322 "") agar tidak melakukan aksi balas dendam. "Kalau ada swepping, jangan dilawan, mainkan HP kalian, video pelakunya. Supaya kita mudah mengamankan pelaku-pelakunya," ujar Adi Vivid.
Dia juga mengaku akan mencari dan menangkap provokator di balik permasalahan yang melibatkan angkutan konvensional dan online.
"Kami akan cari provokatornya," kata Adi Vivid di depan sopir angkutan online yang mengawal pelaku pengerusakan mobil rekannya.
Ketua Himpunan Transportasi Online Bersama (HTOB) Ivan mengatakan, berdasarkan cerita korban, mobil korban dirusak dengan menggunakan sajam oleh sejumlah pelaku yang diduga sopir angkutan konvensional, sehingga body mobil mengalami lecet.
"Tadi itu korban dikejer-kejer pelaku, trus pelaku memukuli mobil korban," kata Ivan.
Lebih lanjut Ivan menduga ada keterlibatan dari pihak Organda di tengah permasalahan transportasi konvensional dan online. "Tadi salah satu pelaku saat kami kejar dan tertangkap juga mengaku dari Organda," kata Ivan.
Ivan berharap agar polisi segera menemukan pelaku yang ada di balik permasalahan transportasi online dan konvensional ini.
"Kami tidak mempermasalahkan sopir, tapi siapa provokatornya yang mendanai mereka. Mereka mogok lima hari dari mana cari makannya. Kami yakin sopir angkot ini ada yang provokasi dan mendanai. Entah tujuannya apa," ujar dia.
Post a Comment