Bandara Soekarno Sudah Dilengkapi Dengan Skytrain
Bandara Soekarno Sudah Dilengkapi Dengan Skytrain
PT Angkasa Pura II melengkapi fasilitas skytrain atau automated people mover system yang merupakan kereta tanpa awak untuk transportasi antarterminal di Bandara Soekarno Hatta. Skytrain tersebut resmi beroperasi pada Minggu (17/9/2017).
Sebelumnya PT Angkasa Pura II sudah melakukan persiapan dan ujicoba antara lain rute, navigasi dan pintu otomatis. Ujicoba ini dilakukan selama satu bulan sejak 13 Agustus lalu. Ujicoba dilakukan pada Track A yaitu Terminal 3 ke Terminal 2 dan sebaliknya.
Public Relation Manager PT Angkasa Pura II Yado Yarismano pernah menuturkan, pada tahap awal pengoperasian skytrain dari terminal dua ke terminal tiga dan sebaliknya. Jarak terminal tersebut kurang lebih 1,7 kilo meter. "Pada taahap awal satu set kereta yang beroperasi dengan kapasitas 176 penumpang, di dalamnya terdapat 10 kursi," ujar Yado.
Bagi Anda yang ingin mencoba skytrain tersebut tidak dipungut biaya. Selain itu, direncanakan pengoperasian skytrain dibagi tiga sesi waktu antara lain pukul 07.00-09.00 pagi, 12.00-14.00 siang, dan 17.00-19.00.
Seperti diketahui, proyek Skytrain di Bandara Internasional Soekarno-Hatta ini sekaligus menjadi inisiator kereta tanpa awak di Indonesia. Sebelumnya, di Indonesia belum pernah ada kereta angkutan penumpang yang beroperasi tanpa awak.
Total, nilai investasi untuk proyek Skytrain ini mencapai sekitar Rp 950 miliar yang digunakan untuk pengadaan trainset dan pembangunan infrastruktur di bandara.
Pengadaan trainset beserta teknologi di dalamnya disiapkan oleh PT LEN Industri dan Woojin asal Korsel, sementara itu pembangunan infrastruktur oleh KSO antara PT Wijaya Karya Tbk dan PT Indulexco.
Nantinya, apabila sudah beroperasi secara penuh dalam menghubungkan Terminal 1, 2, 3, dan integrated building, Skytrain ini akan terdiri dari sedikitnya 3 trainset dengan headway antar kereta sekitar 5 menit dan waktu tempuh seluruh rute sekitar 7 menit.
Automated People Mover System atau Skytrain yang merupakan kereta tanpa awak untuk transportasi antarterminal di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten, mulai diuji coba selama 1 bulan sejak 13 Agustus 2017 lalu.
Uji coba ini dilakukan pada Track A, yakni dari Terminal 3 ke Terminal 2 dan sebaliknya, di mana setelah masa uji coba selesai, maka pada pertengahan September Skytrain akan langsung dioperasikan untuk melayani perpindahan penumpang di kedua terminal tersebut.
Tahap I pengoperasian Skytrain memang baru melayani Track A sepanjang 1.700 m, untuk kemudian tahap selanjutnya adalah menghubungkan Terminal 1, 2, 3, dan integrated building yang juga terkoneksi dengan stasiun kereta bandara, dengan total panjang lintasan dual track mencapai 3.050 m atau sekitar 3 km.
Pada Selasa ini, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melakukan peninjauan uji coba Skytrain tersebut di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
"Pemerintah berharap agar Skytrain ini dapat segera dioperasikan dengan tetap mengutamakan faktor keamanan dan keselamatan serta pelayananan. Kehadiran Skytrain di Bandara Internasional Soekarno-Hatta ini dapat menjadi percontohan bagi bandara lainnya agar semakin berkembang khususnya demi meningkatkan pelayanan," jelas Budi di Jakarta, Selasa (15/8/2017).
President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan, uji coba Skytrain ini merupakan sinergi BUMN yang melibatkan tiga pihak, yakni Wijaya Karya yang melakukan uji fungsi dan pengoperasian lintasan Track A, kemudian PT LEN dan Woojin yang menguji fungsi dan pengoperasian kereta, dan tentu juga AP II yang menguji standard operating procedure serta standard maintenance procedure.
AP II berharap pada masa uji coba ini, segala kemungkinan dapat dipelajari sehingga pada tahap pengoperasian dengan penumpang, pelayanan dapat tetap terjaga
"Beroperasinya Skytrain jelas akan meningkatkan standar pelayanan dan membuat daya saing Bandara Internasional Soekarno-Hatta meningkat untuk dapat berkompetisi dengan bandara-bandara terbaik di dunia ataupun kawasan regional Asean. Kami informasikan juga bahwa penggunaan Skytrain oleh penumpang pesawat atau pengunjung bandara sama sekali tidak dikenakan biaya tambahan," jelas Muhammad Awaluddin.
Sebelumnya PT Angkasa Pura II sudah melakukan persiapan dan ujicoba antara lain rute, navigasi dan pintu otomatis. Ujicoba ini dilakukan selama satu bulan sejak 13 Agustus lalu. Ujicoba dilakukan pada Track A yaitu Terminal 3 ke Terminal 2 dan sebaliknya.
Public Relation Manager PT Angkasa Pura II Yado Yarismano pernah menuturkan, pada tahap awal pengoperasian skytrain dari terminal dua ke terminal tiga dan sebaliknya. Jarak terminal tersebut kurang lebih 1,7 kilo meter. "Pada taahap awal satu set kereta yang beroperasi dengan kapasitas 176 penumpang, di dalamnya terdapat 10 kursi," ujar Yado.
Bagi Anda yang ingin mencoba skytrain tersebut tidak dipungut biaya. Selain itu, direncanakan pengoperasian skytrain dibagi tiga sesi waktu antara lain pukul 07.00-09.00 pagi, 12.00-14.00 siang, dan 17.00-19.00.
Seperti diketahui, proyek Skytrain di Bandara Internasional Soekarno-Hatta ini sekaligus menjadi inisiator kereta tanpa awak di Indonesia. Sebelumnya, di Indonesia belum pernah ada kereta angkutan penumpang yang beroperasi tanpa awak.
Total, nilai investasi untuk proyek Skytrain ini mencapai sekitar Rp 950 miliar yang digunakan untuk pengadaan trainset dan pembangunan infrastruktur di bandara.
Pengadaan trainset beserta teknologi di dalamnya disiapkan oleh PT LEN Industri dan Woojin asal Korsel, sementara itu pembangunan infrastruktur oleh KSO antara PT Wijaya Karya Tbk dan PT Indulexco.
Nantinya, apabila sudah beroperasi secara penuh dalam menghubungkan Terminal 1, 2, 3, dan integrated building, Skytrain ini akan terdiri dari sedikitnya 3 trainset dengan headway antar kereta sekitar 5 menit dan waktu tempuh seluruh rute sekitar 7 menit.
Automated People Mover System atau Skytrain yang merupakan kereta tanpa awak untuk transportasi antarterminal di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten, mulai diuji coba selama 1 bulan sejak 13 Agustus 2017 lalu.
Uji coba ini dilakukan pada Track A, yakni dari Terminal 3 ke Terminal 2 dan sebaliknya, di mana setelah masa uji coba selesai, maka pada pertengahan September Skytrain akan langsung dioperasikan untuk melayani perpindahan penumpang di kedua terminal tersebut.
Tahap I pengoperasian Skytrain memang baru melayani Track A sepanjang 1.700 m, untuk kemudian tahap selanjutnya adalah menghubungkan Terminal 1, 2, 3, dan integrated building yang juga terkoneksi dengan stasiun kereta bandara, dengan total panjang lintasan dual track mencapai 3.050 m atau sekitar 3 km.
Pada Selasa ini, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melakukan peninjauan uji coba Skytrain tersebut di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
"Pemerintah berharap agar Skytrain ini dapat segera dioperasikan dengan tetap mengutamakan faktor keamanan dan keselamatan serta pelayananan. Kehadiran Skytrain di Bandara Internasional Soekarno-Hatta ini dapat menjadi percontohan bagi bandara lainnya agar semakin berkembang khususnya demi meningkatkan pelayanan," jelas Budi di Jakarta, Selasa (15/8/2017).
President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan, uji coba Skytrain ini merupakan sinergi BUMN yang melibatkan tiga pihak, yakni Wijaya Karya yang melakukan uji fungsi dan pengoperasian lintasan Track A, kemudian PT LEN dan Woojin yang menguji fungsi dan pengoperasian kereta, dan tentu juga AP II yang menguji standard operating procedure serta standard maintenance procedure.
AP II berharap pada masa uji coba ini, segala kemungkinan dapat dipelajari sehingga pada tahap pengoperasian dengan penumpang, pelayanan dapat tetap terjaga
"Beroperasinya Skytrain jelas akan meningkatkan standar pelayanan dan membuat daya saing Bandara Internasional Soekarno-Hatta meningkat untuk dapat berkompetisi dengan bandara-bandara terbaik di dunia ataupun kawasan regional Asean. Kami informasikan juga bahwa penggunaan Skytrain oleh penumpang pesawat atau pengunjung bandara sama sekali tidak dikenakan biaya tambahan," jelas Muhammad Awaluddin.
Post a Comment