Penggerebekan Tempat Tinggal Teroris Di Mapolda Sumut
Penggerebekan Tempat Tinggal Teroris Di Mapolda Sumut
Kepolisian menyebut, salah satu teroris yang menyerang di Markas Polda Sumut, SP, pernah pergi ke Suriah pada 2013 lalu. Kepergian SP ke Suriah untuk bergabung dan belajar tentang ISIS.
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Rina Sari Ginting mengatakan, informasi tersebut diketahui dari hasil pemeriksaan yang dilakukan pihaknya bekerja sama dengan Densus 88.
"Pengakuannya, SP ke Suriah selama enam bulan, info itu juga dibenarkan oleh istri SP, Masni Wanita Damanik," kata Rina, Senin (26/6/2017).
Setelah pulang dari Suriah dan kembali ke Indonesia, SP terus mempelajari pemahaman radikalisme yang disampaikan ISIS melalui dunia maya. Selanjutnya SP mengembangkan dengan keluarganya dan orang-orang terdekat di sekitarnya.
"SP tetap berkomunikasi melalui internet dengan pihak ISIS, kemudian disebarkan," jelas Rina.
Sementara dari penggeledahan dilakukan di rumah SP, Jalan Pelajar Timur, Lingkungan 18, Gang Kecil, Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, polisi menyita beberapa barang bukti berupa dokumen tentang cara-cara melakukan serangan bunuh diri, buku untuk anak-anak tentang kisah perang, buku-buku pemahaman tentang ISIS, poster bergambar pemimpin ISIS Abu Bakar Al Baghdadi, dan pelat pencetak serta cakram VCD.
Selain itu, polisi juga telah menggerebek dua lokasi percetakan yang berada di kawasan Jalan Sisingamangaraja. Percetakan diduga mencetak berbagai logo ISIS. Pencetakan logo ISIS itu diduga untuk kepentingan 2 tersangka penyerangan Mapolda Sumut.
"Percetakan itu digerebek karena diduga pelaku mencetak logo ISIS di sana," terang Rina.
Dari lokasi percetakan, polisi mengamankan berbagai barang bukti berupa kertas dan pelat yang berlogo ISIS. Dua percetakan yang digerebek adalah Multi Grafika dan Sinar Baru.
penyerangan terjadi pada Minggu, 25 Juni 2017, sekitar pukul 03.00 WIB. Dua anggota piket atas nama Aiptu M. Sigalinging dan Brigadir E. Ginting, ketika berada di Pos II Mapolda Sumut secara tiba-tiba diserang oleh dua orang pelaku.
Pada waktu itu terjadi perkelahian yang mengakibatkan Aiptu M. Sigalingging, personel Yanma Polda Sumut, tertusuk pisau hingga meninggal dunia. Pelaku juga mencoba membakar ruangan pos. Anggota jaga atas nama Brigadir E. Ginting kemudian meminta bantuan dengan berteriak kepada personel Brimob yang bertugas.
"Aiptu M. Sigalingging meninggal dengan luka tusuk di bagian pipi kanan, dagu, leher atas, dan dada kiri yang diduga karena terjadi perkelahian dan perlawanan," kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Rina Sari Ginting saat dikonfirmas.
Selanjutnya Brimob dari penjagaan pos I, di pintu masuk Mapolda, memberikan bantuan dan melakukan penembakan peringatan. Namun, pelaku masih juga mencoba menyerang dengan mengucapkan kata-kata "Allahu Akbar" beberapa kali.
Kemudian anggota Brimob atas nama Brigadir Novendri Sinaga, Bharatu Lomo Simanjuntak, dan Brigadir Karo Sekali menembak kedua pelaku hingga berhasil diamankan dengan kondisi satu orang meninggal dunia, dan satu orang dalam keadaan hidup.
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Rina Sari Ginting mengatakan, informasi tersebut diketahui dari hasil pemeriksaan yang dilakukan pihaknya bekerja sama dengan Densus 88.
"Pengakuannya, SP ke Suriah selama enam bulan, info itu juga dibenarkan oleh istri SP, Masni Wanita Damanik," kata Rina, Senin (26/6/2017).
Setelah pulang dari Suriah dan kembali ke Indonesia, SP terus mempelajari pemahaman radikalisme yang disampaikan ISIS melalui dunia maya. Selanjutnya SP mengembangkan dengan keluarganya dan orang-orang terdekat di sekitarnya.
"SP tetap berkomunikasi melalui internet dengan pihak ISIS, kemudian disebarkan," jelas Rina.
Sementara dari penggeledahan dilakukan di rumah SP, Jalan Pelajar Timur, Lingkungan 18, Gang Kecil, Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, polisi menyita beberapa barang bukti berupa dokumen tentang cara-cara melakukan serangan bunuh diri, buku untuk anak-anak tentang kisah perang, buku-buku pemahaman tentang ISIS, poster bergambar pemimpin ISIS Abu Bakar Al Baghdadi, dan pelat pencetak serta cakram VCD.
Selain itu, polisi juga telah menggerebek dua lokasi percetakan yang berada di kawasan Jalan Sisingamangaraja. Percetakan diduga mencetak berbagai logo ISIS. Pencetakan logo ISIS itu diduga untuk kepentingan 2 tersangka penyerangan Mapolda Sumut.
"Percetakan itu digerebek karena diduga pelaku mencetak logo ISIS di sana," terang Rina.
Dari lokasi percetakan, polisi mengamankan berbagai barang bukti berupa kertas dan pelat yang berlogo ISIS. Dua percetakan yang digerebek adalah Multi Grafika dan Sinar Baru.
penyerangan terjadi pada Minggu, 25 Juni 2017, sekitar pukul 03.00 WIB. Dua anggota piket atas nama Aiptu M. Sigalinging dan Brigadir E. Ginting, ketika berada di Pos II Mapolda Sumut secara tiba-tiba diserang oleh dua orang pelaku.
Pada waktu itu terjadi perkelahian yang mengakibatkan Aiptu M. Sigalingging, personel Yanma Polda Sumut, tertusuk pisau hingga meninggal dunia. Pelaku juga mencoba membakar ruangan pos. Anggota jaga atas nama Brigadir E. Ginting kemudian meminta bantuan dengan berteriak kepada personel Brimob yang bertugas.
"Aiptu M. Sigalingging meninggal dengan luka tusuk di bagian pipi kanan, dagu, leher atas, dan dada kiri yang diduga karena terjadi perkelahian dan perlawanan," kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Rina Sari Ginting saat dikonfirmas.
Selanjutnya Brimob dari penjagaan pos I, di pintu masuk Mapolda, memberikan bantuan dan melakukan penembakan peringatan. Namun, pelaku masih juga mencoba menyerang dengan mengucapkan kata-kata "Allahu Akbar" beberapa kali.
Kemudian anggota Brimob atas nama Brigadir Novendri Sinaga, Bharatu Lomo Simanjuntak, dan Brigadir Karo Sekali menembak kedua pelaku hingga berhasil diamankan dengan kondisi satu orang meninggal dunia, dan satu orang dalam keadaan hidup.
Post a Comment