Indonesia Diajak Kerja Sama Oleh Filipina Untuk Berantas Isis
Indonesia Diajak Kerja Sama Oleh Filipina Untuk Berantas Isis
Ketua MPR mendukung wacana pelibatan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk memberantas jaringan teroris ISIS di wilayah Marawi, Filipina. Menurut dia, permintaan TNI oleh negara sahabat dalam memerangi aksi terorisme adalah hal yang membanggakan.
"Saya setuju, tentu suatu kehormatan kalau (TNI) diminta," kata Zulkifli Hasan di rumah dinas Ketua MPR, Jalan Widya Chandra, Jakarta Selatan, Minggu (25/6/2017).
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini meyakini, jika TNI diminta oleh pemerintah Filipina, tidak akan menemui kendala, termasuk soal regulasi atau payung hukum.
"TNI kita jago, kalau diminta enggak masalah (soal payung hukum)," ujar Zulkifli.
Filipina dan Indonesia dikabarkan akan menyatukan kekuatan militer untuk menggempur kelompok teroris pro-ISIS di kawasan kedua negara. Informasi itu dikabarkan oleh Juru Bicara Kepresidenan Filipina pada Kamis 22 Juni 2017.
Berbicara dalam konferensi pers di Istana Malacanang, Juru Bicara Kepresidenan Ernesto Abella mengatakan bahwa Presiden Rodrigo Duterte dan Presiden Joko Widodo telah membahas soal isu ISIS di kawasan kedua negara.
Lewat sambungan telepon, kedua presiden menegaskan kembali perlunya kooperasi untuk menghadapi ancaman yang ditimbulkan oleh terorisme dan kekerasan berbasis ekstremisme. Namun, masih ada syarat yang harus dilalui jika TNI dilibatkan.
"Nunggu (izin) Kongres (Filipina). Kita enggak bisa masuk kalau enggak diizinkan walaupun Presidennya boleh. Tapi kita siap saja," kata Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di Istana Merdeka, Kamis 22 Juni 2017.
"Saya setuju, tentu suatu kehormatan kalau (TNI) diminta," kata Zulkifli Hasan di rumah dinas Ketua MPR, Jalan Widya Chandra, Jakarta Selatan, Minggu (25/6/2017).
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini meyakini, jika TNI diminta oleh pemerintah Filipina, tidak akan menemui kendala, termasuk soal regulasi atau payung hukum.
"TNI kita jago, kalau diminta enggak masalah (soal payung hukum)," ujar Zulkifli.
Filipina dan Indonesia dikabarkan akan menyatukan kekuatan militer untuk menggempur kelompok teroris pro-ISIS di kawasan kedua negara. Informasi itu dikabarkan oleh Juru Bicara Kepresidenan Filipina pada Kamis 22 Juni 2017.
Berbicara dalam konferensi pers di Istana Malacanang, Juru Bicara Kepresidenan Ernesto Abella mengatakan bahwa Presiden Rodrigo Duterte dan Presiden Joko Widodo telah membahas soal isu ISIS di kawasan kedua negara.
Lewat sambungan telepon, kedua presiden menegaskan kembali perlunya kooperasi untuk menghadapi ancaman yang ditimbulkan oleh terorisme dan kekerasan berbasis ekstremisme. Namun, masih ada syarat yang harus dilalui jika TNI dilibatkan.
"Nunggu (izin) Kongres (Filipina). Kita enggak bisa masuk kalau enggak diizinkan walaupun Presidennya boleh. Tapi kita siap saja," kata Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di Istana Merdeka, Kamis 22 Juni 2017.
Post a Comment