2 Solusi Agar Tradisi Balon Udara Tidak Membahayakan Penerbangan
AirNav menyatakan bahwa tidak melarang penerbangan balon udara saat lebaran di kawasan Jawa Tengah. Hanya saja harus dengan pengelolaan yang baik.
Direktur AirNav Indonesia Wisnu Darjono memberi solusi supaya balon udara yang diterbangkan tidak mengganggu mengganggu penerbangan pesawat dan lalu lintas penerbangan. Di antaranya pengendalian balon dengan tali hingga ketinggian tertentu.
Ada dua pilihan. Yang pertama dengan tali, dengan begitu terkendali pada ketinggian tertentu. Jangkarnya ada di darat, ucap Wisnu.
Menurut Wisnu, jaman dulu balon udara itu diterbangkan dengan dipanaskan dengan bahan bakar dalam drum. Belakangan ini bahan bakar itu diganti dengan tabung gas di mana tabung tersebut ikut mengudara.
Untuk Solusi kedua ialah seperti jaman dulu, jadi balon itu dipanaskan dibawah saja, kemudian setelah itu dilepas tanpas pemanasnya ikut terbang, ucapnya.
Pihaknya telah bekerja sama dengan Pemprov Jawa Tengah dan Polda Jawa Tengah dalam 3 tahun terakhir. Tahun itu sama juga. Tim kami dari AirNav Indonesia terjun ke kawasan Wonosobo dan sebagainya untuk memberikan masukan tentang bahayanya, ucap Wisnu.
Wisnu menambahkan, apabila dikelola dengan baik, tradisi ini bisa mendatangkan wisatawan luar. Syaratnya dari penerbangan balon terbang ini yaitu berjarak sedikitnya 15 km dari kawasan bandara.
Perlu diketahui dengan baik, bisa mendatangkan turis dan sebagainya. Akan tetapi jangan sampai mengorbankan keselamatan penerbangan, ucapnya.
Laporan tentang balon udara yang diterima oleh AirNav tahun ini meningkat hampir 2 kali lipat dari tahun sebelumnya. Pada 2016, tercatat ada 18 laporan, sedangkan tahun ini ada 33 laporan.
Post a Comment