Rapat DPR, Buwas Ditanya Soal Peredaran Narkoba di Lapas
Rapat DPR, Buwas Ditanya Soal Peredaran Narkoba di Lapas
Komisi III DPR menggelar rapat dengan pendapat bersama Badan Narkotika Nasional. Dalam rapat DPR tersebut membahas berbagai hal yang berkaitan dengan peredaran narkoba yang semakin mengerikan, khususnya di dalam lembaga pemasyarakatan.
Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Demokrat Erma Suryani Ranik mengamati hal itu. Erma melihat ada kegagalan dalam kepemimpinan Kepala BNN Budi Waseso (Buwas) dalam menangani peredaran narkoba di dalam lapas.
Pak Buwar dalam 2,5 tahun menjadi Kepala BNN. Saya sudah berulang kali rapat kerja dengan Bapak dan jajarannya. Banyak hal yang harus kami akui Bapak telah banyak melakukan terobosan dan pencegahan di jalur luar penjara. Kami dari Fraksi Partai Demokrat juga memberikan catatan yang cukup keras terhadap kegagalan BNN saat memerangi narkoba yang beredar di dalam lembaga pemasyarakatan, ucap Erma dalam rapat Komisi III, gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (6/2).
Menurutnya berbagai masalah peredaran narkoba di dalam penjara sering ditemukan saat Buwas menjabat. Erma mengatakan banda-bandar narkoba itu bahkan beredar di dalam penjara.
Di masa jabatan Bapak sebagai Kepala BNN gagal karena berbagai masalah yang ditemukan ternyata peredaran narkoba itu semakin banyak saja. Bandar narkoba itu justru di dalam penjara, sambungnya.
Erma juga menyindir masa jabatan Buwas yang akan habis pada Maret nanti. Dia berharap Kepala BNN yang baru akan bisa lebih keras melakukan pengawasan terhadap narkoba.
Kami sangat ingin Bapak bisa memperbaiki masalah ini. Saya ingat betul ketika Bapak press conference meneukan bandar besar narkoba impor yang katanya untuk proyek infrastruktur ternyata isinya bahan narkoba, sambungnya.
Hingga saat ini rapat masih berlangsung. Sejumlah fraksi di Komisi III bersama Buwas dan jajarannya masih membahas mekanisme peredaran narkoba.
Senada dengan Erma, anggota Komisi III dari Fraksi PDIP Arteria Dahlan mengatakan Buwas perlu melihat bukti yang ada terkait pengedaran narkoba di dalam penjara. Tidak hanya pengedaran, pengawasan lapas yang mengkonsumsi narkoba juga perlu di awasi.
Saya rasa Pak Kepala BNN harus tahu semua fakta sebenarnya. Banyak oknum kepala lapas yang bermain di dalamnya, bahkan ikut mengkonsumsi narkoba. Ini yang harus Bapak tindak, tidak hanya persoalan narkoba di luar, sambungnya.
Arteria meminta kapada BNN untuk mengevaluasi peredaran narkoba dari luar Indonesia. Karena Indonesia adalah negara yang strategis untuk peredaran narkoba di dunia.
Pemasukan terbesar narkoba ke Indonesia itu dari China. Saya minta kepada Pak Kepala BNN untuk mengevaluasi kerja sama terkait fakta perjanjian antara Indonesia dan China mengenai narkoba, apakah ini efektif atau tidak, ungkapnya.
Post a Comment