Kelompok Pemberontak Suriah Menyerah dan Keluar dari Wilayah Ghouta dengan Menggunakan Bus
Kelompok Pemberontak Suriah Menyerah dan Keluar dari Wilayah Ghouta dengan Menggunakan Bus
Beberapa kelompok pemberontak Suriah dilaporkan mulai keluar dari wilayah Ghouta Timur menggunakan bus dan menyerahkan diri setelah sebulan lebih berperang dengan pemerintah.
Jumat (23/3), terdapat 30 bus pemerintah dilaporkan mengangkut para pemberontak dan keluarganya meninggalkan Kota Harasta di Ghouta yang selama ini dikuasai pemberontak Ahrar al Sham.
Militer Suriah melaporkan sekitar 1.500 orang dan 6.000 anggota keluarganya telah setuju meninggalkan wilayah konflik tersebut.
Media pemerintah menunjukkan beberapa orang yang sedang melaksanakan salat terakhir mereka di daerah Harasta sebelum keluar dari kota tersebut.
Kelompok pemberontak di Harasta dilaporkan telah pindah ke Kota Idlib, di barat laut Suriah, yang menjadi tempat penampungan para pemberontak yang setuju menyerahkan wilayahnya kepada pemerintah.
Meski sebagian orang dievakuasi keluar dari Harasta sebanyak 20 ribu lainnya diperkirakan akan tetap tinggal di kota itu dengna persetujuan mematuhi pemerintahan Presiden Bashar al Assad.
Menyerahnya Ahrar al Sham dikatakan sebagai kemenangan terbesar militer Assad atas pemberontak sejak pertempuran di Aleppo 2016.
Sementara itu, kelompok pemberontak lainyna di selatan Ghouta, Failaq al Rahman, mengaku adanya gencatan senjata juga telah disepakati dengan pemerintah dan akan dimulai pada hari Jumat tengah malam.
Seorang anggota militer Suriah mengatakan kelompok pemberontak yang menolak tawaran untuk menyerah harus segera keluar dari wilayah Ghouta atau mati.
Kematian akan mendatangi kalian semua yang tidak ingin menyerah, ujar anggota miltier tersebut.
Di wilayah timur Ghouta dikatakan sebagai pertahanan terakhir pemberontak yang terletak di dekat ibu kota Damaskus. Serangan militer Suriah di kawasan yang berjarak sekitar 10 kilometer dari Damaskus itu menjadi yang paling intens selama tujuh tahun yang berkecamuk di Suriah.
Serangan udara militer dan pengeboman yang terjadi sebulan di Ghouta disebut sudah menewaskan lebihdari 1.500 korban jiwa.
Post a Comment