Korban Dari Efek Obat PCC Terus Bertambah
Korban Dari Efek Obat PCC Terus Bertambah
Korban akibat obat PCC di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, terus bertambah. Pihak Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sulawesi Tenggara mencatat saat ini jumlah korban sudah 66 orang.
"Siang tadi jumlahnya 64. Barusan bertambah dua lagi, jadi sudah 66 orang," kata Petugas Kehumasan BNNP Sulawesi Tenggara, Adisak Ray.
Adisak mengungkapkan, sejumlah korban obat PCC saat ini telah dipulangkan ke rumah masing-masing karena berbagai alasan. Di antaranya karena kondisi korban yang sudah membaik dan ada pula yang karena pihak keluarga meminta agar anggota keluarganya dipulangkan.
"Sebagian sudah dipulangkan. Ada yang memang karena kondisinya sudah membaik dan ada juga karena keluarga memang meminta untuk dipulangkan," ucapnya.
Meski demikian, ucap Adisak, jika dibandingkan dengan korban yang sudah dipulangkan, saat ini masih lebih banyak korban yang dirawat di sejumlah rumah sakit yang ada di Kota Kendari.
"Masih lebih banyak yang dirawat intensif karena kondisinya belum membaik, bahkan masih ada yang belum sadarkan diri," ujarnya.
Saat ini, pihak BNNP Sulawesi Tenggara, BNNK Kendari, pihak Kepolisian dan Badan POM telah membuat posko yang dipusatkan di Polresta Kendari. "Hari ini kita sudah buat posko yang dipusatkan di Polresta Kendari," tuturnya.
Korban meninggal dunia setelah menenggak obat PCC kembali bertambah, setelah sebelumnya jatuh korban seorang siswa sekolah dasar (SD) berinisial R (13 tahun). Pihak kepolisian mencatat satu orang lagi.
Kapolresta Kendari, AKBP Jemy Junaidi, saat dikonfirmasi mengatakan bahwa setelah meninggalnya R pihaknya mendapatkan informasi bahwa ada seorang korban lagi yang diduga meninggal di Teluk Kendari.
"Iya ada satu lagi, dugaannya karena kepanasan setelah menkonsumsi obat PCC, makanya nekat lompat di laut. Dia ditemukan pagi tadi dalam keadaan tidak bernyawa," kata Jemy Junaidi.
Namun, kata Jemy, itu baru sebatas dugaan karena obat PCC. Untuk memastikannya, pihak kepolisian perlu melakukan autopsi terhadap korban.
"Tapi pihak keluarga tidak mau jika korban diautopsi," ujarnya.
Senada dengan apa yang diutarakan oleh Kapolresta Kendari, petugas Kehumasan BNNP Sulawesi Tenggara, Adisak Ray membenarkan bahwa korban meninggal dunia saat ini sudah dua orang.
"Iya sudah dua, yang satunya itu kan R, dia meninggal di Rumah Sakit Bhayangkara. Sementara yang satunya lagi saya tidak tahu identitasnya karena oleh pihak keluarga langsung dibawa ke rumah duka," katanya
"Siang tadi jumlahnya 64. Barusan bertambah dua lagi, jadi sudah 66 orang," kata Petugas Kehumasan BNNP Sulawesi Tenggara, Adisak Ray.
Adisak mengungkapkan, sejumlah korban obat PCC saat ini telah dipulangkan ke rumah masing-masing karena berbagai alasan. Di antaranya karena kondisi korban yang sudah membaik dan ada pula yang karena pihak keluarga meminta agar anggota keluarganya dipulangkan.
"Sebagian sudah dipulangkan. Ada yang memang karena kondisinya sudah membaik dan ada juga karena keluarga memang meminta untuk dipulangkan," ucapnya.
Meski demikian, ucap Adisak, jika dibandingkan dengan korban yang sudah dipulangkan, saat ini masih lebih banyak korban yang dirawat di sejumlah rumah sakit yang ada di Kota Kendari.
"Masih lebih banyak yang dirawat intensif karena kondisinya belum membaik, bahkan masih ada yang belum sadarkan diri," ujarnya.
Saat ini, pihak BNNP Sulawesi Tenggara, BNNK Kendari, pihak Kepolisian dan Badan POM telah membuat posko yang dipusatkan di Polresta Kendari. "Hari ini kita sudah buat posko yang dipusatkan di Polresta Kendari," tuturnya.
Korban meninggal dunia setelah menenggak obat PCC kembali bertambah, setelah sebelumnya jatuh korban seorang siswa sekolah dasar (SD) berinisial R (13 tahun). Pihak kepolisian mencatat satu orang lagi.
Kapolresta Kendari, AKBP Jemy Junaidi, saat dikonfirmasi mengatakan bahwa setelah meninggalnya R pihaknya mendapatkan informasi bahwa ada seorang korban lagi yang diduga meninggal di Teluk Kendari.
"Iya ada satu lagi, dugaannya karena kepanasan setelah menkonsumsi obat PCC, makanya nekat lompat di laut. Dia ditemukan pagi tadi dalam keadaan tidak bernyawa," kata Jemy Junaidi.
Namun, kata Jemy, itu baru sebatas dugaan karena obat PCC. Untuk memastikannya, pihak kepolisian perlu melakukan autopsi terhadap korban.
"Tapi pihak keluarga tidak mau jika korban diautopsi," ujarnya.
Senada dengan apa yang diutarakan oleh Kapolresta Kendari, petugas Kehumasan BNNP Sulawesi Tenggara, Adisak Ray membenarkan bahwa korban meninggal dunia saat ini sudah dua orang.
"Iya sudah dua, yang satunya itu kan R, dia meninggal di Rumah Sakit Bhayangkara. Sementara yang satunya lagi saya tidak tahu identitasnya karena oleh pihak keluarga langsung dibawa ke rumah duka," katanya
Post a Comment