Header Ads

Evakuasi Telah Disiapkan Di Bandara Ngurah Rai Jika Situasi Semakin Memburuk

Evakuasi Telah Disiapkan Di Bandara Ngurah Rai Jika Situasi Semakin Memburuk


Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan, diperkirakan sekitar 5.000 penumpang pesawat akan menerima dampak jika Gunung Agung benar-benar meletus.

Data tersebut dirumuskan berdasarkan akumulasi pesawat dan penumpang yang akan meninggalkan Bali lewat Bandara Internasional Ngurah Rai.

"Kita lakukan persiapan evakuasi. Kita menyiapkan apabila pesawat tidak bisa landing di Ngurah Rai. Kita sudah siapkan satu SOP. Kita sudah menyiapkan 10 bandara, masing-masing bandara punya kapasitas bahkan round dan menginap. Termasuk Bandara Soekarno Hatta," ujar Budi di GOR Swecapura, Klungkung, Bali, Kamis (28/9/2017).

Menurut Menhub, pihaknya akan memproyeksikan sebanyak 30 persen warga di Bandara Ngurah Rai dikirim kembali ke rumah masing-masing lantaran memang warga asli Bali. Selebihnya akan dibawa menggunakan jakur darat dan laut.

"Dua pertiganya sekitar 3.000 orang akan didistribusikan. Pertama, paling dekat ke Banyuwangi. Kan kira-kira empat sampai lima jam sampai dari Banyuwangi. Lalu ke tempat lain, kedua ke Praya (Lombok), karena ke Praya akan lebih jauh, sampai enam jam. Karena kalau internasional tidak ke Banyuwangi, rencana ketiga ke Surabaya," jelas Budi.

Kementerian Perhubungan sendiri menyiapkan 100 armada bus untuk mengantisipasi perihal tersebut. Selain untuk menerbangkan penumpang dari Bali, ketiga bandara itu juga jadi tempat alternatif pendaratan saat Ngurah Rai ditutup.

Masih ada tujuh bandara alternatif lain seperti Jakarta, Makassar, Balikpapan, Solo, Ambon, Manado, dan Kupang.

"Kami prihatin atas kejadian ini. Semoga Gunung Agung tidak erupsi besar," Budi menandaskan.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi datang ke lokasi para pengungsi Gunung Agung di GOR Swecapura, Klungkung, Bali. Pantauan, Budi Karya tiba dan langsung menemui para pengungsi sekitar pukul 10.00 Wita.

"Makan semua cukup?" tanya Budi Karya kepada salah seorang pengungsi.

Ibu yang ditanya itu lantas menyampaikan keluhannya. Sebagai pengungsi, dia bersama warga lainnya sudah tidak nyaman tinggal di posko evakuasi tersebut.

"Capek kalau lama-lama di sini, Pak. Saya sehari-hari petani," ujar pengungsi itu.

Budi pun memberikan dorongan dan semangat. Warga juga digarapkan dapat menjaga kesehatan selama ada di pengungsian.

Selain berbincang, Budi juga membagikan berbagai mainan untuk anak-anak di pengungsian. Dia membagikan beragam mainan seperti pistol air, balon, masak-masakan, dan pistol plastik.

 
Diberdayakan oleh Blogger.