Header Ads

Dalam Diskusi TYI, Agus Bicarakan Diplomasi ke Myanmar era SBY


http://www.mastercasino88.net/mastercasino88/index.jsp

 Dalam Diskusi TYI, Agus Bicarakan Diplomasi ke Myanmar era SBY

Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute (TYI) Agus Harimurti Yudhoyono melihat masalah tragedi kemanusiaan terhadap warga Rohingya di Myanmar. Agus juga mengatakan bahwa kemampuan diplomasi Indonesia ke Myanmar di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Pada masa pemerintahan SBY, Indonesia berhasil melakukan diplomas secara tertutup yang berhasil membujuk pemerintah Myanmar untuk merubah sikap, ucap Agus dalam acara Roundtable Discussion TYI, Jakarta Selatan.

Agus mengatakan pada saat itu pemerintah telah berhasil membujuk pemerintah Myanmar untuk lebih terbuka. Selain itu, Burma sekarang Myanmar juga menggelar pemilu yang dinilai lebih bebas dan damai.

Membuka jalan untuk menuju reformasi yang aman kemudian diikuti dengan pemilu pertama yang berjalan relatif bebas dan damai, ucapnya.

Agus juga menjelaskan soal isu krisis kemanusiaan warga Rohingya yang mendapat sorotan dari internasional. Meskipun pemerintah Indonesia telah melakukan tindakan terkait isu tersebut, tapi untuk sebagian orang tindakan itu masih kurang.

Di dalam negeri ini, isu tragedi kemanusiaan terhadap warga Rohingya sudah mendapatkan sorotan yang luas khususnya dari kelompok muslim, ungkapnya.

Walaupun pemerintah Indonesia telah berusaha untuk melakukan diplomasi langsung dan menberikan bantuan kemanusiaa, namun sejumlah pihak merasa bahwa upaya tersebut masih belum sesuai dengan harapan, sambungnya.

Agus juga megungkit pidator terakhir pemerintah Myanmar, Aung San Suu Kyi yang banyak kritikan pedas karena tidak mencerminkan situasi konflik sesungguhnya. Hal ini pula yang menurutnya menjadikan Suu Kyi mendapat kecaman keras dari internasional.

Dalam pidatonya, Suu Kyi dikritik karena hanya mengakui terjadinya kekerasan di provinsi Rakhine, ingin mengatakan eksodus ke dunia tapi sama sekali tidak menyebutkan peran militer Myanmar dalam tragedi kemanusiaan ini, sambungnya.
Diberdayakan oleh Blogger.