Header Ads

Jumlah Jemaat Yang Meninggal Di Tanah Suci Lebih Dari 600 Orang

Jumlah Jemaat Yang Meninggal Di Tanah Suci Lebih Dari 600 Orang


Masa operasional haji 1438H/2017 sudah hampir berakhir. Seluruh jemaah haji di Mekah, Arab Saudi, juga sudah diberangkatkan menuju Madinah.

Fase pemulangan jemaah haji Indonesia gelombang kedua melalui Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA), Madinah, ini tinggal delapan hari lagi.

Data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) mencatat, hingga Rabu 27 September, total jemaah wafat 615 orang.

Jumlah ini terdiri dari 10 jemaah wafat di Jeddah, 449 wafat di Mekah, 67 wafat di Madinah, 21 wafat di Arafah, dan 68 wafat di Mina. Sedangkan, 25 orang dari jumlah yang wafat adalah jemaah haji khusus.

Sementara, petugas Haji Indonesia masih mencari keberadaan dua jemaah haji yang hilang di Tanah Suci. Dua orang itu adalah Atim Arta Ota (62), warga Bogor, Jawa Barat, dan Hadi Sukma Adsani (73), warga Tulang Bawang, Lampung.

Atim terpisah dari rombongannya, kelompok terbang (kloter) embarkasi 56 Jakarta-Bekasi (JKS 56), saat beribadah di Masjidil Haram pada Selasa, 15 Agustus 2017.

Adapun, Hadi yang merupakan jemaah haji anggota kloter 37 embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG 37) hilang saat mabit (bermalam) di Mina untuk melempar jamrah pada Sabtu, 2 September 2017.

Data pada 24 September lalu, jemaah haji yang masih dirawat di Tanah Suci sekira 200 orang. Mereka dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Arab Saudi.

"Sekitar 220 orang totalnya. Di Jeddah, Mekah dan Madinah," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Eka Jusup Singka di Mekah, Minggu 24 September 2017.

Eka menjelaskan, mayoritas gangguan kesehatan yang diderita jemaah haji Indonesia adalah bawaan dari Tanah Air, seperti jantung, asma, diabetes, paru, dan ginjal.

Terlebih, dari jumlah keseluruhan jemaah, sekitar 66 persen masuk kategori risiko tinggi atau risti.
Diberdayakan oleh Blogger.