Puting Beliung Menlanda Yogyakarta
Puting Beliung Menlanda Yogyakarta
Dahsyatnya angin puting beliung yang menerjang sejumlah wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarat (DIY), Selasa siang, 24 April 2018, membuat puluhan rumah mengalami kerusakan parah.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, Nyoman Sukarta, dalam keterangan tertulisnya menyampaikan, penyebab angin puting beliung karena adanya aktivitas awan konvektif yang sangat aktif di wilayah DIY. Awan tersebut mendorong terjadinya cuaca ekstrem di sejumlah wilayah.
"Adanya aktivitas awan konvektif (Cumulonimbus) yang tumbuh sangat aktif dan bersifat lokal di wilayah DIY. Kondisi tersebut dapat menimbulkan hujan dengan intensitas lebat disertai puting beliung, " ujar Nyoman.
Selain angin puting beliung, cuaca ekstrem yang terjadi di sejumlah wilayah di DIY, Selasa siang kemarin adalah angin kencang. Kondisi ini, menurut Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Yogyakarta Djoko Budiyono, memang sudah diprediksi.
"Hasil dari pengamatan radar, potensi cuaca ekstrem memang telah diperkirakan. BMKG Stasiun Klimatologi bahkan sudah membuat warning atau peringatan dini," papar Djoko.
Djoko menambahkan, saat ini sebagian besar wilayah di DIY sudah memasuki musim pancaroba. Pada musim ini, jenis awan yang terbentuk adalah awan-awan konvektif seperti cumulonimbus yang sifatnya seringkali lokal.
"Awan ini berpotensi menyebabkan hujan intensitas lebat dan dalam durasi singkat, angin kencang atau puting beliung hingga petir," ujar Djoko.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, Nyoman Sukarta, dalam keterangan tertulisnya menyampaikan, penyebab angin puting beliung karena adanya aktivitas awan konvektif yang sangat aktif di wilayah DIY. Awan tersebut mendorong terjadinya cuaca ekstrem di sejumlah wilayah.
"Adanya aktivitas awan konvektif (Cumulonimbus) yang tumbuh sangat aktif dan bersifat lokal di wilayah DIY. Kondisi tersebut dapat menimbulkan hujan dengan intensitas lebat disertai puting beliung, " ujar Nyoman.
Selain angin puting beliung, cuaca ekstrem yang terjadi di sejumlah wilayah di DIY, Selasa siang kemarin adalah angin kencang. Kondisi ini, menurut Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Yogyakarta Djoko Budiyono, memang sudah diprediksi.
"Hasil dari pengamatan radar, potensi cuaca ekstrem memang telah diperkirakan. BMKG Stasiun Klimatologi bahkan sudah membuat warning atau peringatan dini," papar Djoko.
Djoko menambahkan, saat ini sebagian besar wilayah di DIY sudah memasuki musim pancaroba. Pada musim ini, jenis awan yang terbentuk adalah awan-awan konvektif seperti cumulonimbus yang sifatnya seringkali lokal.
"Awan ini berpotensi menyebabkan hujan intensitas lebat dan dalam durasi singkat, angin kencang atau puting beliung hingga petir," ujar Djoko.
Post a Comment