Utusan Trump Cerca Rapat DK PBB Gagasan Indonesia soal Israel
Utusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk negara Timur Tengah, Jason Greenblatt mengecam Dewan Keamanan PBB karena mengulangi pembicaraan yang tidak ada artinya dengan mengkritik permukiman Israel
Greenblatt mengomentari pertemuan informal DK PBB yang diorganisir oleh Indonesia mengenai pembangunan permukiman Israel di tanah Palestina, yang oleh PBB dianggap ilegal.
Sebagai presiden DK PBB untuk bulan Mei ini, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi hadir dan sekaligus memimpin rapat informal tersebut. Dalam pertemuan itu, Menlu Retno menyebut pembangunan permukiman Israel tersebut tak bisa diterima dan menyerukan DK PBB untuk mengambil tindakan lebih tegas terhadap Israel.
Mari kita semua berhenti berpura-pura bahwa permukiman adalah apa yang selama ini mengganjal proses perdamaian yang sedang dinegosiasikan, kata Greenblatt dalam pertemuan tersebut. Fokus lelucon dan obsesif pada satu aspek dari konflik rumit ini tidak membantu siapa pun, imbuhnya.
Utusan Trump itu pun mengkritik DK PBB karena mengucilkan Israel soal perluasan permukiman namun tidak mengutuk gerakan Hamas dan Jihad Islam yang menembakkan roket-roket ke Israel.
Alih-alih menuntut pertanggungjawaban dari Hamas dan Jihad Islam, kita terus mengulangi poin pembicaraan yang melelahkan, yang telah berlangsung sekitar 20 tahun, cetusnya.
Dalam pertemuan yang juga dihadiri oleh anggota PBB dan organisasi internasional lainnya, Retno menegaskan bahwa perluasan permukiman ilegal Israel selama ini "tidak dapat diterima" karena dapat merusak negosiasi perdamaian.
Retno pun mendesak komunitas internasional untuk meningkatkan tekanan terhadap Israel agar menghentikan perluasan permukiman di tanah Palestina.
Permukiman ilegal Israel terus bertambah dari sekitar 110 ribu pada 1993 menjadi sekitar 620 ribu pada 2017, kata Retno dalam pernyataan pembukanya.
Masyarakat internasional memiliki tanggung jawab untuk menghentikan kebijakan pembangunan permukiman illegal oleh Israel. Untuk itu perlu ada tekanan yang besar dari masyarakat internasional untuk menghentikan pemukiman illegal Israel di Palestina, ucap Retno.
Post a Comment