Terkait Terorisme 2 WNI Diamankan Di Malaysia
Terkait Terorisme 2 WNI Diamankan Di Malaysia
Dua warga negara Indonesia (WNI) ditangkap Polisi Diraja Malaysia (PDRM) diduga terkait terorisme. WNI bernama Muhammad Amru Lubis dan Fatir Tirz kini tengah diperiksa oleh E8, satuan khusus antiteror di Malaysia.
"Dua WNI yang saat ini menjalani pemeriksaan di E8, PDRM, patut diduga yang bersangkutan terlibat dalam jaringan terorisme di Malaysia," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di kantornya, Jakarta, Selasa (14/5/2019).
Kepolisian Malaysia hanya menemukan barang bukti berupa alat komunikasi dalam penangkapan dua WNI tersebut. Otoritas Malaysia tak menemukan barang bukti bahan peledak.
"Barang bukti sementara oleh Kepolisian Malaysia dari dua WNI, alat komunikasi handphone, kemudian identitas yang bersangkutan. (Barang bukti bahan peledak) belum (ditemukan), masih dikembangkan," tuturnya.
Densus 88 Antiteror Polri memberikan bantuan kepada PDRM untuk memudahkan proses penyelidikan kasus dugaan terorisme yang melibatkan dua WNI tersebut. Hal itu juga dilakukan untuk mendalami kaitannya dengan jaringan teroris di Indonesia, terutama Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
"Tentu mendalami apakah yang bersangkutan memiliki keterkaitan dengan JAD di Indonesia," kata Dedi.
Saat ini perwakilan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia dan Senior Liaison Officer (SLO) Polri juga sudah melakukan pendampingan hukum.
Amru Lubis dan Fatir ditangkap bersama dua WN Malaysia bernama Muhammad Nuurul Amin dan Syazani. Mereka ditangkap dalam rentang waktu 5-7 Mei 2019 karena merencanakan pembunuhan dan serangan teror skala besar di Klang Valley.
Kepala Kepolisian Malaysia Abdul Hamid Bador mengatakan, keempatnya telah mengaku sebagai anggota ISIS dan sedang bersiap menyerang pada minggu pertama Ramadan untuk membalas kematian seorang pemadam kebakaran bernama Muhammad Adib Mohd Kassim.
Menurut Abdul Hamid, mereka berencana membunuh beberapa tokoh terkenal dan menyerang tempat-tempat ibadah Hindu, Kristen, dan Budha di Malaysia. Namun, dia tidak memberi rincian siapa orang-orang terkenal yang menjadi target pembunuhan.
Kepolisian Malaysia, lanjut dia, telah menyita enam bahan peledak rakitan serta pistol dengan 15 peluru dalam operasi tersebut.
"Dua WNI yang saat ini menjalani pemeriksaan di E8, PDRM, patut diduga yang bersangkutan terlibat dalam jaringan terorisme di Malaysia," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di kantornya, Jakarta, Selasa (14/5/2019).
Kepolisian Malaysia hanya menemukan barang bukti berupa alat komunikasi dalam penangkapan dua WNI tersebut. Otoritas Malaysia tak menemukan barang bukti bahan peledak.
"Barang bukti sementara oleh Kepolisian Malaysia dari dua WNI, alat komunikasi handphone, kemudian identitas yang bersangkutan. (Barang bukti bahan peledak) belum (ditemukan), masih dikembangkan," tuturnya.
Densus 88 Antiteror Polri memberikan bantuan kepada PDRM untuk memudahkan proses penyelidikan kasus dugaan terorisme yang melibatkan dua WNI tersebut. Hal itu juga dilakukan untuk mendalami kaitannya dengan jaringan teroris di Indonesia, terutama Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
"Tentu mendalami apakah yang bersangkutan memiliki keterkaitan dengan JAD di Indonesia," kata Dedi.
Saat ini perwakilan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia dan Senior Liaison Officer (SLO) Polri juga sudah melakukan pendampingan hukum.
Amru Lubis dan Fatir ditangkap bersama dua WN Malaysia bernama Muhammad Nuurul Amin dan Syazani. Mereka ditangkap dalam rentang waktu 5-7 Mei 2019 karena merencanakan pembunuhan dan serangan teror skala besar di Klang Valley.
Kepala Kepolisian Malaysia Abdul Hamid Bador mengatakan, keempatnya telah mengaku sebagai anggota ISIS dan sedang bersiap menyerang pada minggu pertama Ramadan untuk membalas kematian seorang pemadam kebakaran bernama Muhammad Adib Mohd Kassim.
Menurut Abdul Hamid, mereka berencana membunuh beberapa tokoh terkenal dan menyerang tempat-tempat ibadah Hindu, Kristen, dan Budha di Malaysia. Namun, dia tidak memberi rincian siapa orang-orang terkenal yang menjadi target pembunuhan.
Kepolisian Malaysia, lanjut dia, telah menyita enam bahan peledak rakitan serta pistol dengan 15 peluru dalam operasi tersebut.
Post a Comment