Kerusuhan Napi Membuat Rutan Siak Kebakaran
Kerusuhan Napi Membuat Rutan Siak Kebakaran
Buntut kerusuhan di Rutan Klas II B Siak, Riau, Sabtu, 10 Mei dini hari tadi, ratusan napi akan segera menghuni rutan baru. Dua di antaranya Lapas Klas IIB Sialang Bengkuk dan Lapas Bengkalis.
Sebelumnya kerusuhan yang berujung pembakaran Rutan Siak terjadi pada 02.00 WIB. Bermula ketika tiga tahanan digiring sipir penjara ke sel khusus atau trap sel karena ketahuan mengonsumsi narkotika jenis sabu. Saat itulah terjadi aksi pemukulan yang diduga dilakukan sipir.
Melihat aksi si petugas, ratusan warga binaan di Blok A hingga C yang tak terima mengamuk melihat rekannya menerima kekerasan.
"Tidak hanya dipukul tapi juga ditelanjangi menjelang masuk ke trap sel. Makanya kami tidak terima. Pemukulan ini sering terjadi," kata Wahid, Sabtu (11/5/2019).
Kemarahan mereka akhirnya berlanjut hingga aksi pembakaran dan membuat Rutan Siak ludes terbakar. Berikut fakta kerusuhan Rutan Siak Riau:
Awalnya ada razia dari pihak rutan dan ditemukan ada warga binaan yang kedapatan mengonsumsi sabu-sabu.
"Lalu datang polisi untuk mengamankan dan tiga orang dimasukkan ke sel. Pegawai datang dan tahanan itu ditampar. Jadi tahanan lain marah semua," kata salah seorang napi, Sudanto, seperti dikutip dari Antara.
Dengan cepat dan spontan banyak warga binaan tersebut marah dan pintu sel masing-masing didobrak. Bahkan ada yang jebol dan hancur hingga semuanya bisa keluar dari sel.
"Pintu-pintu dihancurkan, petugas keluar semua," imbuhnya.
Sejak saat itu, rutan mulai dikuasai para napi dan bahkan sebagian diantara mereka mulai melemparkan sejumlah benda keluar. Bahkan ada juga suara tembakan dari dalam, yang menurut Sudanto, berasal dari senjata laras panjang yang ada di rutan.
"Mulai pukul 01.00 WIB, Sabtu dini hari, mereka lempar batu supaya polisi tidak masuk. Ada juga api ketika sudah besar kami lari keluar, ke belakang," ujar pria yang sehari-hari bertugas di bagian dapur rutan itu.
Kerusuhan hingga aksi pembakaran yang dilakukan ratusan warga binaan Rutan Siak menjadi sebuah kesempatan bagi sebagian napi untuk melarikan diri.
Dari jumlah tersebut, Kepolisian Resor Siak, Riau mengungkapkan, kurang lebih 34 warga binaan kabur, pada Sabtu dini hari.
"Pendataan ulang kita, yang saat ini ada di dalam Rutan 495 dan yang kita selamatkan 119 dan masih bisa bertambah," kata Kepala Polres Siak AKBP Ahmad David di Siak, Sabtu (11/5/2019) seperti dilansir Antara.
Jumlah warga binaan Rutan Siak adalah sebanyak 648 orang sehingga jika dikurangi jumlah tersebut di atas maka tersisa 34 orang lagi. Saat ini petugas masih melakukan pencarian di lapangan terhadap yang masih melarikan diri.
Bagi 119 warga binaan yang diselamatkan kemudian dievakuasi ke Gedung Serbaguna Tengku Maharatu yang berada di seberang Istana Siak. Sedangkan 495 orang masih di Rutan dalam proses negosiasi untuk dipindahkan ke rutan kabupaten lain.
Akibat kerusuhan yang dilakukan warga binaan dikabarkan ada seorang anggota yang tertembak. Hal ini belakangan dibenarkan oleh Kepolisian Resor Siak. Dia adalah Kepala Satuan Narkoba Polres Siak AKP Jaelani.
Seperti dilansir dari Antara, Sabtu (11/5/2019), saat ini, AKP Jaelani sedang berada di Rumah Sakit Umum Daerah Siak untuk menjalani perawatan.
Sebelum tertembak, saat kerusuhan terjadi Kasat Narkoba Polres Siak AKP Jailani tengah mengambil alih barisan depan petugas kepolisian yang berusaha menenangkan keributan dari luar pintu masuk Rutan.
Dia mencoba menenangkan warga binaan yang tidak terima dengan perlakuan sipir. Kemudian ada benturan benda tumpul.
"Semuanya harap tenang, jangan ada yang berbuat anarkis," lontar Kasat Jailani saat itu.
Namun, imbauannya dibalas dengan tembakan ke arah lengan. Melihat rekannya tertembak, para personel lainnya langsung melarikannya ke rumah sakit.
Dari informasi dihimpun diduga narapidana yang berada di dalam lapas telah menguasai tiga unit senjata laras panjang cadangan milik penjaga rutan yang tertingga
Mengetahui ada puluhan napi Rutan Siak yang kabur, jalur masuk dari Kabupaten Siak menuju Pekanbaru dijaga ketat puluhan polisi bersenjata lengkap. Muatan kendaran yang melintas juga tak luput dari pemeriksaan petugas Polresta Pekanbaru.
"Tidak hanya dari Tenayanraya, dari Kecamatan Rumbai dan Rumbai Pesisir juga dijaga, karena itu merupakan pintu masuk ke Pekanbaru," kata Susanto, Sabtu siang (11/5/2019).
Susanto menjelaskan, pemeriksaan dilakukan terhadap semua kendaran yang masuk dari arah Kabupaten Siak, baik angkutan umum dan pribadi seperti bus serta truk.
"Pemeriksaan ini untuk mencari napi yang kabur pascakerusuhan di Rutan Siak Sri Indrapura," ucapnya.
Masyarakat pun bahkan diimbau untuk bekerjasama dengan kepolisian untuk menangkap para tahanan yang kabur.
"Apabila mencurigai dan mendapatkan informasi adanya napi kabur, agar dapat memberitahukan kepada pihak kepolisian terdekat," kata Santo.
Buntut dari kerusuhan tersebut, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Riau, M Diah mengatakan, ratusan warga binaan yang menghuni Rutan Klas II B Siak akan dipindah.
Pemindahan itu dilakukan setelah insiden kerusuhan dan pembakaran Rutan Siak, Sabtu 10 Mei 2019 dinihari.
Dari 648 penghuni Rutan Klas IIB Siak itu, untuk sementara ini, 119 orang telah dipindah ke gedung serba guna setempat. Sementara sisanya yang masih bertahan di rutan Siak akan dipindah ke beberapa daerah.
Namun, belum diketahui pasti berapa total warga binaan yang masih bertahan dan berapa yang telah melarikan diri.
Kini sejumlah Lapas telah disiapkan untuk menampung ratusan napi dari Rutan Klas IIB Siak. Misalnya saja Lapas Klas IIB Sialang Bengkuk dan Lapas Bengkalis.
Sebelumnya kerusuhan yang berujung pembakaran Rutan Siak terjadi pada 02.00 WIB. Bermula ketika tiga tahanan digiring sipir penjara ke sel khusus atau trap sel karena ketahuan mengonsumsi narkotika jenis sabu. Saat itulah terjadi aksi pemukulan yang diduga dilakukan sipir.
Melihat aksi si petugas, ratusan warga binaan di Blok A hingga C yang tak terima mengamuk melihat rekannya menerima kekerasan.
"Tidak hanya dipukul tapi juga ditelanjangi menjelang masuk ke trap sel. Makanya kami tidak terima. Pemukulan ini sering terjadi," kata Wahid, Sabtu (11/5/2019).
Kemarahan mereka akhirnya berlanjut hingga aksi pembakaran dan membuat Rutan Siak ludes terbakar. Berikut fakta kerusuhan Rutan Siak Riau:
Awalnya ada razia dari pihak rutan dan ditemukan ada warga binaan yang kedapatan mengonsumsi sabu-sabu.
"Lalu datang polisi untuk mengamankan dan tiga orang dimasukkan ke sel. Pegawai datang dan tahanan itu ditampar. Jadi tahanan lain marah semua," kata salah seorang napi, Sudanto, seperti dikutip dari Antara.
Dengan cepat dan spontan banyak warga binaan tersebut marah dan pintu sel masing-masing didobrak. Bahkan ada yang jebol dan hancur hingga semuanya bisa keluar dari sel.
"Pintu-pintu dihancurkan, petugas keluar semua," imbuhnya.
Sejak saat itu, rutan mulai dikuasai para napi dan bahkan sebagian diantara mereka mulai melemparkan sejumlah benda keluar. Bahkan ada juga suara tembakan dari dalam, yang menurut Sudanto, berasal dari senjata laras panjang yang ada di rutan.
"Mulai pukul 01.00 WIB, Sabtu dini hari, mereka lempar batu supaya polisi tidak masuk. Ada juga api ketika sudah besar kami lari keluar, ke belakang," ujar pria yang sehari-hari bertugas di bagian dapur rutan itu.
Kerusuhan hingga aksi pembakaran yang dilakukan ratusan warga binaan Rutan Siak menjadi sebuah kesempatan bagi sebagian napi untuk melarikan diri.
Dari jumlah tersebut, Kepolisian Resor Siak, Riau mengungkapkan, kurang lebih 34 warga binaan kabur, pada Sabtu dini hari.
"Pendataan ulang kita, yang saat ini ada di dalam Rutan 495 dan yang kita selamatkan 119 dan masih bisa bertambah," kata Kepala Polres Siak AKBP Ahmad David di Siak, Sabtu (11/5/2019) seperti dilansir Antara.
Jumlah warga binaan Rutan Siak adalah sebanyak 648 orang sehingga jika dikurangi jumlah tersebut di atas maka tersisa 34 orang lagi. Saat ini petugas masih melakukan pencarian di lapangan terhadap yang masih melarikan diri.
Bagi 119 warga binaan yang diselamatkan kemudian dievakuasi ke Gedung Serbaguna Tengku Maharatu yang berada di seberang Istana Siak. Sedangkan 495 orang masih di Rutan dalam proses negosiasi untuk dipindahkan ke rutan kabupaten lain.
Akibat kerusuhan yang dilakukan warga binaan dikabarkan ada seorang anggota yang tertembak. Hal ini belakangan dibenarkan oleh Kepolisian Resor Siak. Dia adalah Kepala Satuan Narkoba Polres Siak AKP Jaelani.
Seperti dilansir dari Antara, Sabtu (11/5/2019), saat ini, AKP Jaelani sedang berada di Rumah Sakit Umum Daerah Siak untuk menjalani perawatan.
Sebelum tertembak, saat kerusuhan terjadi Kasat Narkoba Polres Siak AKP Jailani tengah mengambil alih barisan depan petugas kepolisian yang berusaha menenangkan keributan dari luar pintu masuk Rutan.
Dia mencoba menenangkan warga binaan yang tidak terima dengan perlakuan sipir. Kemudian ada benturan benda tumpul.
"Semuanya harap tenang, jangan ada yang berbuat anarkis," lontar Kasat Jailani saat itu.
Namun, imbauannya dibalas dengan tembakan ke arah lengan. Melihat rekannya tertembak, para personel lainnya langsung melarikannya ke rumah sakit.
Dari informasi dihimpun diduga narapidana yang berada di dalam lapas telah menguasai tiga unit senjata laras panjang cadangan milik penjaga rutan yang tertingga
Mengetahui ada puluhan napi Rutan Siak yang kabur, jalur masuk dari Kabupaten Siak menuju Pekanbaru dijaga ketat puluhan polisi bersenjata lengkap. Muatan kendaran yang melintas juga tak luput dari pemeriksaan petugas Polresta Pekanbaru.
"Tidak hanya dari Tenayanraya, dari Kecamatan Rumbai dan Rumbai Pesisir juga dijaga, karena itu merupakan pintu masuk ke Pekanbaru," kata Susanto, Sabtu siang (11/5/2019).
Susanto menjelaskan, pemeriksaan dilakukan terhadap semua kendaran yang masuk dari arah Kabupaten Siak, baik angkutan umum dan pribadi seperti bus serta truk.
"Pemeriksaan ini untuk mencari napi yang kabur pascakerusuhan di Rutan Siak Sri Indrapura," ucapnya.
Masyarakat pun bahkan diimbau untuk bekerjasama dengan kepolisian untuk menangkap para tahanan yang kabur.
"Apabila mencurigai dan mendapatkan informasi adanya napi kabur, agar dapat memberitahukan kepada pihak kepolisian terdekat," kata Santo.
Buntut dari kerusuhan tersebut, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Riau, M Diah mengatakan, ratusan warga binaan yang menghuni Rutan Klas II B Siak akan dipindah.
Pemindahan itu dilakukan setelah insiden kerusuhan dan pembakaran Rutan Siak, Sabtu 10 Mei 2019 dinihari.
Dari 648 penghuni Rutan Klas IIB Siak itu, untuk sementara ini, 119 orang telah dipindah ke gedung serba guna setempat. Sementara sisanya yang masih bertahan di rutan Siak akan dipindah ke beberapa daerah.
Namun, belum diketahui pasti berapa total warga binaan yang masih bertahan dan berapa yang telah melarikan diri.
Kini sejumlah Lapas telah disiapkan untuk menampung ratusan napi dari Rutan Klas IIB Siak. Misalnya saja Lapas Klas IIB Sialang Bengkuk dan Lapas Bengkalis.
Post a Comment