Kenaikan 80 Miliar Untuk Dana Desa Dirasakan Mulai 2019
Kenaikan 80 Miliar Untuk Dana Desa Dirasakan Mulai 2019
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Menteri Desa), Eko Putro Sandjojo mengungkapkan kementeriannya pada 2019 akan menambah anggaran dana desa hingga Rp 80 miliar. Itu untuk mendorong percepatan pengentasan kemiskinan dan pembangunan infrastruktur di setiap desa.
Menurut Mendes Eko, sejak pertama digulirkan pada 2015 hingga kini, pemerintah telah mengucurkan dana desa sebesar Rp 187 triliun.
"Dana desa tahun depan naik antara Rp 73 hingga 80 miliar," ujar dia usai menyerahkan sejumlah bantuan kepada warga di Kabupaten Gorontalo, Sabtu (5/5/2018).
Melalui dana desa, dalam tiga tahun terakhir tingkat kemiskinan di Indonesia menurun dari 27 juta menjadi 17 juta. Jika dalam tujuh tahun ke depan program itu dijalankan secara konsisten, diyakini tidak ada lagi kemiskinan di Indonesia.
Selain dana desa, Mendes Eko juga menjabarkan sedikitnya 19 Kementerian telah memprioritaskan berbagai anggaran programnya yang lebih besar di desa.
“Jika ditotal, ada Rp 560 triliun yang dianggarkan 19 Kementerian dan lembaga untuk pembangunan desa," ungkap dia.
Mendes Eko menilai pemberian dana desa cukup efektif dalam pengentasan kemiskinan maupun pembangunan infrastruktur. Hal itu dapat dilihat dari jumlah desa tertinggal menjadi desa berkembang yang awalnya ditargetkan 5.000 namun tercapai 15 ribu.
Meski demikian ia tidak menampik masih adanya persoalan seperti penyalagunaan dana desa oleh oknum kepala desa, namun hal itu terus berusaha dibenahi.
"Saya juga tidak main-main kalau ada kepala desa yang menyalahgunakan, kita minta kepolisian untuk menangkap," tegas Mendes Desa.
Mendes Eko juga mengatakan Kabupaten Gorontalo adalah salah satu daerah yang telah menjalankan Prukades dengan cukup berhasil.
Terdapat dua komoditi yang di fokuskan di Gorontalo yakni Jagung dan kelapa. Jagung telah ditanam di lahan dengan luas sekitar 6 ribu hektare, pada 2017 telah memproduksi 500 ribu ton.
"Jadi kalau rata-rata Rp 3 ribu per ton. Maka, bisa menghasilkan Rp 1,5 triliun dari jagung. Belum lagi kelapa yang juga sudah mulai diekspor ke beberapa negara," katanya.
Menteri Eko menambahkan berjalannya program prukades di Kabupaten Gorontalo telah menunjukkan keberhasilan dalam menurunkan angka kemiskinan di Gorontalo sebesar 2 persen dari 22 persen menjadi 20 persen.
"Di Gorontalo dengan dana desa dan prukadesnya bisa menurunkan kemiskinannya turun 2 persen. Kalau konsisten 2 persen tiap tahunnya, mungkin 5 tahun lagi angka kemiskinan di Gorontalo akan kecil," jelas dia.
Menurutnya, Saat ini pemerintah bukan hanya berorientasi pada program di masing-masing kementerian saja. Tapi orientasinya lebih kepada lokasi khusus (lokus). Jadi setiap lokus bisa menentukan fokusnya agar menjadi skala yang besar.
"Dengan adanya berbagai program padat karya tunai yang dilakukan kementerian lainnya seperti Kementerian PU, pertanian, BUMN, Kesehatan, Perhubungan dan kementerian lainnya diharapkan menimbulkan pendapatan masyarakat yang lebih besar," kata Mendes Eko.
Menurut Mendes Eko, sejak pertama digulirkan pada 2015 hingga kini, pemerintah telah mengucurkan dana desa sebesar Rp 187 triliun.
"Dana desa tahun depan naik antara Rp 73 hingga 80 miliar," ujar dia usai menyerahkan sejumlah bantuan kepada warga di Kabupaten Gorontalo, Sabtu (5/5/2018).
Melalui dana desa, dalam tiga tahun terakhir tingkat kemiskinan di Indonesia menurun dari 27 juta menjadi 17 juta. Jika dalam tujuh tahun ke depan program itu dijalankan secara konsisten, diyakini tidak ada lagi kemiskinan di Indonesia.
Selain dana desa, Mendes Eko juga menjabarkan sedikitnya 19 Kementerian telah memprioritaskan berbagai anggaran programnya yang lebih besar di desa.
“Jika ditotal, ada Rp 560 triliun yang dianggarkan 19 Kementerian dan lembaga untuk pembangunan desa," ungkap dia.
Mendes Eko menilai pemberian dana desa cukup efektif dalam pengentasan kemiskinan maupun pembangunan infrastruktur. Hal itu dapat dilihat dari jumlah desa tertinggal menjadi desa berkembang yang awalnya ditargetkan 5.000 namun tercapai 15 ribu.
Meski demikian ia tidak menampik masih adanya persoalan seperti penyalagunaan dana desa oleh oknum kepala desa, namun hal itu terus berusaha dibenahi.
"Saya juga tidak main-main kalau ada kepala desa yang menyalahgunakan, kita minta kepolisian untuk menangkap," tegas Mendes Desa.
Mendes Eko juga mengatakan Kabupaten Gorontalo adalah salah satu daerah yang telah menjalankan Prukades dengan cukup berhasil.
Terdapat dua komoditi yang di fokuskan di Gorontalo yakni Jagung dan kelapa. Jagung telah ditanam di lahan dengan luas sekitar 6 ribu hektare, pada 2017 telah memproduksi 500 ribu ton.
"Jadi kalau rata-rata Rp 3 ribu per ton. Maka, bisa menghasilkan Rp 1,5 triliun dari jagung. Belum lagi kelapa yang juga sudah mulai diekspor ke beberapa negara," katanya.
Menteri Eko menambahkan berjalannya program prukades di Kabupaten Gorontalo telah menunjukkan keberhasilan dalam menurunkan angka kemiskinan di Gorontalo sebesar 2 persen dari 22 persen menjadi 20 persen.
"Di Gorontalo dengan dana desa dan prukadesnya bisa menurunkan kemiskinannya turun 2 persen. Kalau konsisten 2 persen tiap tahunnya, mungkin 5 tahun lagi angka kemiskinan di Gorontalo akan kecil," jelas dia.
Menurutnya, Saat ini pemerintah bukan hanya berorientasi pada program di masing-masing kementerian saja. Tapi orientasinya lebih kepada lokasi khusus (lokus). Jadi setiap lokus bisa menentukan fokusnya agar menjadi skala yang besar.
"Dengan adanya berbagai program padat karya tunai yang dilakukan kementerian lainnya seperti Kementerian PU, pertanian, BUMN, Kesehatan, Perhubungan dan kementerian lainnya diharapkan menimbulkan pendapatan masyarakat yang lebih besar," kata Mendes Eko.
Post a Comment