Header Ads

KPAI Minta Polisi Usut di Balik Aksi Pawai Bunuh Ahok


http://mastercasino88.info/mastercasino88/index.jsp

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) akan melaporkan ke pihak kepolisian terkait beredarnya video di media sosial yang merekan anak-anak berteriak bunuh si Ahok sekarang juga. KPAI meminta kepada polisi untuk mengusur siapa orang dewasa yang terlibat dalam aksi tersebut.

Hal ini tidak boleh dibiarkan terjadi, orang dewasa yang sengaja menskenariokan aksi ini harus dimintai tanggung jawab, ucap Sekretaris KPAI Erlinda. Video di media sosial yang merekam anak-anak berteriak tersebut mengandung kekerasan, yang diduga diambil saat pawai menyambut bulan Ramadan di sekitar Jakarta. Dalam video tersebut diambil malam hari, kelihatan anak-anak dan orang dewasa berpakaian serba putih berpawai membawa obor dan bendera.

Pawai yang diduga sebelum ledakan di Kampung Melayu, Jakarta Timur. Akan tetapi belum diketahui secara pasti lokasi yang diambil dalam video itu. Salah satu ormas, Front Pembela Islam (FPI) diketahui telah melakukan pawai obor dalam hari yang sama.

Menurut Erlinda, orang dewasa yang melihat aksi anak-anak yang mengucapkan kata-kata kekerasan itu seharusnya dihentikan. Itu sama saja menanam kebencian dan menanam benih teror, sambungnya.

Dia tidak habis pikir, anak-anak yang berteriak pembunuhan Ahok, nama lain dari Basuki Tjahaja Purnama, mantan Gubernur DKI Jakarta yang ditahan dua tahun penjara karena kasus penodaan agama.

Erlina juga menyatakan bahwa anak-anak dalam video itu perlu diketahui identitasnya untuk segera menjalani program rehabilitasi.

 Kami akan bekerjasama dengan para psikolog dan ahli menangani ini. Anak-anak itu perlu mendapatkan pemahaman untuk menjaga toleransi dan memberikan perspektif anti kekerasan, ucapnya.

Erlindah mengungkapkan bahwa KPAI sudah bekerja sama beberapa kali dengan para Psikolog dan juga Badan Nasional Penanggulangan Terorisme dalam menangani anam-anak yang terpengaruh pemahanan tentang Islamic State In Iraq adn Syria (ISIS).

Ketua Komisi Perlindungan Anak ( Komnas PA) Arist Merdeka Sirait menjelaskan perilaku anak-anak  yang melakukan kekerasan itu karena meniru orang dewasa di sekitarnya.

Fungsi lingkungan dan rumah seharusnya bisa menanamkan kebaikan kepada anak-anak, ucap Arist.

Menurut Arist, aksi tidak terpuji ini sangat kontroversial dengan menyambut bulan suci Ramadan. Dalam pelajaran agama itu tidak dibenarkan, sambungnya.

Sebelumnya Komnas PA telah menemukan  fakta tidak bagus berdasarkan aspek keagamaan yang telah tertanam pada anak-anak. Di beberapa daerah telah muncul fenomena anak-anak mengolok temannya yang berbeda agama dengan sebutan kafir.
Diberdayakan oleh Blogger.