Menristekdikti Harus Merata 1 Indonesia, Jangan Terfokus Di P.Jawa Saja
Menristekdikti Harus Merata 1 Indonesia, Jangan Terfokus Di P.Jawa Saja
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M. Nasir mengklaim tidak pernah melakukan diskriminasi selama kepemimpinannya. Ia menegaskan tak membeda-bedakan antara Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dengan Perguruan Tinggi Swasta (PTS).
"Saya tidak pernah melakukan diskriminasi, bahkan PTN dan PTS tidak saya bedakan," kata Menristekdikti Nasir di Auditorium UKSW, Salatiga, Senin (1/4/2019).
Ia menilai sudah tidak tepat lagi untuk membicarakan perbedaan PTN atau PTS. Bagi mantan rektor Universitas Diponogoro, Semarang itu, yang lebih penting adalah mutu perguruan tinggi ditingkatkan.
Ia juga berujar bahwa untuk menilai mutu perguruan tinggi bukanlah dilihat dari jumlah lulusannya, melainkan seberapa banyak lulusan dari perguruan tinggi itu menduduki posisi sebagai Chief Executive Officer (CEO) di suatu perusahaan.
Dalam kesempatan itu, Nasir juga menegaskan pesan Presiden Joko Widodo supaya terjadi kemudahan akses pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia. Supaya hal itu bisa direalisasikan, Nasir menilai perlu adanya peningkatan beasiswa, terutama pada tingkatan perguruan tinggi.
"Pendidikan tidak boleh berpihak di Jawa semua. Rakyat Indonesia harus mendapatkan pengawalan yang baik dari Sabang hingga Merauke dan dari Miangas ke Pulau Rote. Karena itu, beasiswa harus ditingkatkan dengan baik, maka itu untuk meningkatkannya bukan hanya Bidikmisi, presiden juga akan mengeluarkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah," pungkas Menristekdikti Nasir.
"Saya tidak pernah melakukan diskriminasi, bahkan PTN dan PTS tidak saya bedakan," kata Menristekdikti Nasir di Auditorium UKSW, Salatiga, Senin (1/4/2019).
Ia menilai sudah tidak tepat lagi untuk membicarakan perbedaan PTN atau PTS. Bagi mantan rektor Universitas Diponogoro, Semarang itu, yang lebih penting adalah mutu perguruan tinggi ditingkatkan.
Ia juga berujar bahwa untuk menilai mutu perguruan tinggi bukanlah dilihat dari jumlah lulusannya, melainkan seberapa banyak lulusan dari perguruan tinggi itu menduduki posisi sebagai Chief Executive Officer (CEO) di suatu perusahaan.
Dalam kesempatan itu, Nasir juga menegaskan pesan Presiden Joko Widodo supaya terjadi kemudahan akses pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia. Supaya hal itu bisa direalisasikan, Nasir menilai perlu adanya peningkatan beasiswa, terutama pada tingkatan perguruan tinggi.
"Pendidikan tidak boleh berpihak di Jawa semua. Rakyat Indonesia harus mendapatkan pengawalan yang baik dari Sabang hingga Merauke dan dari Miangas ke Pulau Rote. Karena itu, beasiswa harus ditingkatkan dengan baik, maka itu untuk meningkatkannya bukan hanya Bidikmisi, presiden juga akan mengeluarkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah," pungkas Menristekdikti Nasir.
Post a Comment