FPI Biang Keladi Tindakan Rasisme ke Warga Papua
Persekusi dan tindakan rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya berawal dari aksi Front Pembela Islam (FPI). Mereka menggeruduk dan mengepung Asrama Papua atas tuduhan yang belum diketahui kebenarannya.
Ormas pimpinan Habib Rizieq Shihab itu telah memicu terjadinya konflik horizontal dengan warga Papua melalui isu tuduhan adanya bendera Merah Putih yang dilemparkan ke got serta berujung dengan aksi penggerebekan di asrama Papua.
Hal ini akhirnya yang membuat aparat keamanan mengamankan puluhan mahasiswa Papua di asrama tersebut. Padahal, semua tuduhan FPI di atas tidak terbukti sama sekali.
Tak hanya itu, sekelompok orang dari massa FPI juga menyanyikan lagu bernada kebencian dengan lantang yang ditujukan bagi penghuni asrama mahasiswa. Bahkan memanggil para mahasiswa Papua itu dengan sebutan binatang, seperti monyet.
Kontan saja, hal ini memicu kemarahan masyarakat Papua. Aksi damai pun diserukan untuk mengutuk dan memprotes tindakan rasisme yang dipraktikan oleg FPI tersebut.
Melihat rentetan peristiwa tersebut, kita tahu bahwa FPI dan sekutunya telah menggerakkan provokasi kerusuhan yang terjadi di Manokwari dengan isu rasisme. Isu ini sepertinya dianggap seksi sebagai komoditas baru setelah politisasi agama gagal dilakukan.
Kemudian, media sosial masih menjadi jalur pemicu dan provokasi massa. FPI yang sebelumnya getol memperjuangkan NKRI bersyariah dan khilafah, namun kemudian mendadak membela bendera merah putih dan mencoba bersentuhan dengan warga Papua yang terkenal reaktif.
FPI sepertinya juga sedang mencari simpati masyarakat dengan membela bendera merah putih di tengah wacana penegakan khilafah dan perijinan organisasi belum menemui titik terang.
Diakui atau tidak, FPI dan sekutunya inilah yang telah menyulut kemarahan warga Papua dengan menyebut warga Papua sebagai monyet. Ini bentuk rasisme yang nyata.
Gubernur Papua Lukas Enembe pun menyatakan bahwa insiden yang terjadi di Surabaya sangat menyakiti hati masyarakat Papua, dimana ada rasisme serta perkataan yang melukai dan menciderai masyarakat Papua pada umumnya.
Kita tentu saja sangat menyayangkan dan mengecam keras perbuatan FPI di atas. Bagaimanapun, warga Papua ini adalah saudara sebangsa dan setanah air kita. Tak pantas diperlakukan seperti itu.
Kita juga jangan mudah terpancing dengan segala pemberitaan di media. Periksa dulu sebelum ada kepastian kebenarannya. Sebab di tengah situasi seperti ini banyak bertebaran informasi bohong atau hoaks.
Salah satu isu hoaks yang diproduksi adalah soal sweeping orang Jawa di Papua. Masyarakat luas harus tahu bahwa informasi itu tidak benar.
Hingga saat ini aparat masih dalam proses mengamankan wilayah Manokwari dan juga sedang dilakukan negoisasi antara wakil pemerintah dan perwakilan massa. Kita berdoa semoga kerusuhan tidak menjalar ke berbagai daerah.
Post a Comment